Skip to main content

Gus Sholah Berharap Oegroseno Sampaikan Soal Kabareskrim ke Jokowi

Jakarta - Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno bersuara lantang terkait penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Ia menyebut banyak kejanggalan dalam penangkapan Bambang. 

Oegroseno bahkan marah atas sikap lancang juniornya yang saat ini menduduki posisi Kabareskrim, Irjen Budi Waseso. Tokoh NU Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah berharap Oegro menyampaikan 'kekesalannya' terhadap Kabareskrim ini kepada Presiden Joko Widodo. 

"Di media online, Oegroseno mengecam Kabareskrim. Saya berharap dia sampaikan itu kepada RI 1, dan saya berharap RI 1 memperhatikan hal itu," kata Gus Sholah melalui akun twitternya @Gus_Sholah, Minggu (25/1/2015) malam. 

Oegroseno termasuk salah satu tokoh yang dipanggil presiden Jokowi ke Istana Negara pada Minggu malam. Bersama enam tokoh lainnya, Oegro ditunjuk menjadi tim independen yang bertugas meredam 'kisruh' KPK-Polri. Hanya enam dari tujuh tokoh yang hadir di Istana, Syafii Maarif berhalangan hadir karena masih di Jogja.

"Enam tokoh itu tentu sudah beri pandangan/saran, tinggal kita lihat apa RI 1 mendengar saran tersebut. Oegroseno tentu usul tentang perbaikan kondisi Polri," ujar Gus Sholah.

"Kalau 6 tokoh itu tidak bicara blak-blakan kepada RI 1, sayang sekali. Kalau sudah blak-blakan tapi RI 1 tidak mau dengar, harus diingatkan lagi," imbuhnya. 

Pernyataan keras Oegro terhadap Budi Waseso berawal saat Wakapolri Badrodin Haiti tidak mengetahui penangkapan yang dilakukan terhadap Bambang Widjojanto oleh petugas Bareskrim. Hal tersebut dinaggap Oegroseno melangkahi wewenang Wakapolri yang juga menjabat sebagai Plt dari Kapolri. 

"Dianggap kecil aja, 'ngapain lu ngatur gw?'. Kalau Wakapolri kayak saya, saya tempeleng. Ini demi nyawa organisasi Polri. Yang seperti ini harus dibersihkan lah. Indonesia ini ada bencana alam, kecelakaan pesawat, banjir, yang paling parah sudah saya prediksi, bencana Hukum," jelasnya, di gedung DPR, Senayan, Jumat (23/1) lalu.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...