Skip to main content

Cerita Hadi, Penjaga Makam yang Diberangkatkan Umrah oleh Ahok

 Kompas.com/Kurnia Sari AzizaPenjaga makam Wijaya Kusuma, Hadi Doyo (64) diberangkatkan umrah oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

 JAKARTA, KOMPAS.com - Anda masih ingat pada medio Juni 2013 lalu, saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" berziarah ke Makam Pangeran Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Saat itu ia sempat menjanjikan berangkat umrah sang penjaga makam. Rupanya, Ahok telah menepati janjinya.

Hadi Doyo (64), sang juru kunci atau penjaga makam Pangeran Wijaya Kusuma tampak tidak bisa menyembunyikan rasa harunya ketika menceritakan pengalamannya melaksanakan ibadah haji kecil atau umrah, kepada Kompas.com, Sabtu (27/9/2014) ini. 

Berulang kali, kedua tangannya tampak mengusap air mata yang menetes jatuh ke pipinya ketika mengingat perjalanan ibadahnya. 

"Sekitar Februari awal tahun ini, (saya) berangkat umrah. Alhamdulillah senangnya tidak ternilai, dapat rezeki dari Allah melalui perantara Pak Ahok," kata Hadi, di pelataran Makam Wijaya Kusuma, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat.

Pria paruh baya itu menceritakan bahwa keberangkatannya beribadah umrah ini adalah untuk pertama kalinya. Ia bersyukur selama sekitar sepuluh hari perjalanan umrah tidak ada satu pun halangan dihadapi. 

Basuki pun telah menginstruksikan Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk mengurus administrasi serta akomodasi Hadi selama umrah. Ayah tiga orang anak itu mengaku mendapat fasilitas yang baik dari pemerintah. 

Hadi merasa lega dapat melaksanakan salat di depan Ka'bah dan mengunjungi tempat Nabi Muhammad menerima wahyu, Gua Hira. "Alhamdulillah (saya) bisa menyentuh Ka'bah, salat di depan makam Nabi Ibrahim dan naik ke Jabal Rahmah (bukit bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa). Doain Pak Ahok juga biar sukses-sukses terus kehidupannya," ucapnya terbata-bata. 

Sebelum berangkat umrah, Hadi bertekad bertemu dengan Basuki untuk sekadar mengucapkan terima kasih. Dengan menggunakan angkutan kota, Hadi yang sudah sulit berjalan itu akhirnya memberanikan diri ke kantor Basuki, di Balaikota Jakarta. 

Beruntung, ia diterima baik oleh Basuki di sana. "Pak Ahok juga ternyata masih ingat sama saya. Saya sempat foto-foto sama Pak Ahok dan pamitan sama Bapak (Ahok), ucapkan terimakasih sudah mau memberangkatkan umrah saya," ujar Hadi yang sudah menjadi penjaga makam sejak tahun 1969 lalu. 

JAKARTA, KOMPAS.com - Hadi Doyo (64), penjaga makam Pangeran Wijaya Kusuma yang pernah diberangkatkan ibadah umrah oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, kini menderita stroke ringan. 

Penyakit itu baru dideritanya sekitar tiga pekan lalu. Akibat penyakit yang dideritanya, Hadi sudah kesulitan untuk berbicara, tangan dan kaki sebelah kirinya sudah sulit untuk digerakkan sehingga sulit berdiri serta berjalan. [Baca: Cerita Hadi, Penjaga Makam yang Diberangkatkan Umrah oleh Ahok]

Ia juga terkadang sulit mengingat sesuatu. Beruntung, istrinya, Marni (29) setia berada di sisi Hadi dan membantu terapi penyembuhan. 

"Bapak sempat dirawat di RSUD Cengkareng delapan hari. Alhamdulillah sekarang sudah bisa pulang, kami minta terapi penyembuhan belajar berjalan di rumah saja. Sebenarnya ditawarkan pihak rumah sakit terapi di sana, tetapi mau bagaimana, ekonomi kami terbatas," kata Marni, kepadaKompas.com, di pelataran Makam Wijaya Kusuma, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, Sabtu (27/9/2014). 

Marni bercerita, selama dirawat di rumah sakit, Hadi mendapat pelayanan yang baik dari RSUD Cengkareng. Pengurus RT juga telah memberikan Hadi dan keluarga jaminan kesehatan, berupa Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan BPJS Kesehatan. 

Marni bersyukur, dengan menggunakan BPJS kesehatan, ia tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan rumah sakit. Ia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 6.000 untuk menebus obat darah tinggi bagi sang suami. 

Pihak rumah sakit juga memberikan sebuah buku menu makanan bagi Hadi. Sang dokter yang merawat Hadi mengimbau agar Hadi diterapi rutin di rumah sakit, tiga kali dalam satu pekan. 

"Tetapi, untuk ke rumah sakit, biaya transportasi untuk naik taksi butuh Rp 80 ribu, karena kondisi bapak seperti ini, jadi lebih baik naik taksi. Itu saja sudah susah, karena uangnya kan juga disisihkan untuk makan anak di rumah," kata Marni yang juga membuka lapak asongan di makam Wijaya Kusuma itu. 

Jerih payah Hadi selama puluhan tahun menjaga makam pahlawan Jakarta itu dihargai oleh Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat Rp 1.000.000 tiap bulannya. Jumlah itu meningkat setelah Basuki berziarah pada medio Juni 2013 lalu. 

Sebelumnya, Hadi hanya mendapat upah Rp 750.000 tiap bulannya dan dibayar tiap triwulan. Terkadang, karena sistem administrasi keuangan Pemprov DKI yang masih buruk, dalam waktu tiga bulan itu, upah Hadi belum turun. 

Apabila peziarah makam sedang ramai, misalnya saat malam Jumat atau jelang lebaran, Hadi mendapat santunan dari para peziarah. Meski hidup sederhana, Hadi tetap berusaha mampu membiayai sekolah anak-anaknya. 

Dua anak dari istrinya yang telah meninggal dunia, yakni Mulyani (18) dan Agung Wijaya (8) kini masih menuntut ilmu. Sementara anaknya yang ketiga bersama Marni, Muhamad Rizky Wijaya (3) dititipkan pada sang nenek di Sukabumi, Jawa Barat. 

"Biar beban bapak semakin ringan saja, jadi (anak) ketiga dititip ke nenek. Karena sekarang saya juga lagi mengandung anak Bapak (Hadi) 2 bulan. Jadi, kasihan sama Bapak, sudah sedang sakit nanti tambah anak lagi. Tetapi, anak itu rezeki dari Allah, kita bertawakal saja," kata Marni.

Selama Hadi dirawat di RSUD Cengkareng, Hadi tak pernah lupa dengan Basuki yang telah memberangkatkannya ibadah umrah. Saat Basuki berziarah ke Makam Wijaya Kusuma lalu, Basuki sempat memberikan kartu nama pada Hadi. 

Berbekal kartu nama itu, Hadi pun mencoba mengirim pesan singkat ke salah satu nomor telepon genggam Basuki dan mengabarkan keadaannya yang sedang dirawat di rumah sakit. 

"Enggak sangka, ternyata SMS-nya dibalas Pak Ahok. Dibalasnya 'terima kasih informasinya, semoga cepat sembuh'. Saya juga tidak tahu itu SMS-nya dari Pak Ahok atau asistennya yang membalas. Yang penting, bapak bisa senang dan tersenyum lagi," kata Marni sambil menatap sang suami yang berada di sisinya.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...