Skip to main content

Jokowi Resmikan Pembangunan Masjid Senilai Rp 170 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan pembangunan Masjid Raya Jakarta di kompleks rumah susun sederhana sewa di Daan Mogot, RW 14, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (26/9/2014). Pembangunan masjid itu menelan anggaran sebesar Rp 170 miliar. 

Jokowi mengatakan bahwa pembangunan masjid itu merupakan bentuk keseimbangan pembangunan sebuah kota yang modern, yakni pembangunan dari sisi ekonomi, infrastruktur, juga pembangunan dari sisi religi. 

"Di Kota Jakarta ini semuanya ada masjid raya, di Jakarta Selatan ada, timur ada, utara ada. Nah, makanya kita bangun masjid raya di Jakarta Barat ini," ujar Jokowi seusai peresmian.

Jokowi mengatakan, masjid tersebut berada di kompleks rusunawa di Daan Mogot. Di sekeliling masjid, akan dibangun ruang terbuka hijau yang rindang. Situasi itu, menurut Jokowi, sangat layak untuk mengembangkan kegiatan dengan basis sosial dan religi. 

"Yang paling penting, masjid ini menjadi masjid yang makmur. Itu saja harapan saya," ujar Jokowi. 

Data dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Jakarta menyebutkan, masjid itu dibangun berdasarkan arsitektur Betawi. Masjid seluas 17,8 hektar dapat menampung 16.000 jemaah. Masjid juga dilengkapi tempat berdagang dan perpustakaan. 

Pembangunan masjid itu diprediksi rampung pada akhir 2015 atau pertengahan 2016. Masjid itu dibangun bernuansa tropis. 

Dinas Perumahan menyebut konsep pembangunan masjid itu sebagai K3R, yakni keterbukaan, keragaman, kebersamaan, dan religius. Sebab, di belakang masjid itu terdapat delapan blok rumah susun yang akan diisi warga relokasi Kali Mookevart.

"Ini akan menjadi salah satu pusat kegiatan sosial dan pengembangan religi masyarakat Jakarta," ujar Kepala Dinas Perumahan Jonathan Pasodung.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...