Skip to main content

Cerita Wapres JK Soal Diangkatnya Kembali Jonan Menjadi Menteri

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengangkat Ignasius Jonan menjadi anggota Kabinet Kerja. Jonan yang sempat diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri Perhubungan pada Rabu, 27 Juli 2016 lalu ditunjuk memimpin Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral. 

Jonan dilantik menjadi Menteri ESDM pada 14 Oktober 2016 atau 2,5 bulan setelah dicopot. Bagaimana cerita di balik pengangkatan Jonan?

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku baru dihubungi oleh Presiden Jokowi soal pengangkatan Jonan sebagai Menteri ESDM pada Jumat, 14 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB. Padahal Jonan akan dilantik pukul 13.00 WIB hari itu juga. 

Saat itu Wapres JK tengah berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Sebagai orang nomor 2 di Republik ini, JK tak bisa menolak. "Yang namanya ditawarkan (nama) ya masak menolak. Ya cuma karena saya sedang berada di Makassar, mohon maaf saya tak bisa menghadiri pelantikan," kata JK saat sesi wawancara khusus dengan detikcom, di kantor Wapres jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016). 

Menurut JK, soal sosok menteri, dia dan Jokowi hanya sepakat menganai syarat-syarat yang harus dipenuhi. Adapun soal nama tentu sulit dimusyawarahkan dan berpotensi deadlock. 

"Kita hanya memberikan saran. Presiden yang punya hak preogratif yang ujung ujungnya menentukan," kata JK. 

Dalam syarat-syarat yang disepakati, pimpinan ESDM harus memiliki kemampuan leadership, termasuk lihai membaca situasi politik saat ini. Dan Jonan dianggap memiliki kemampuaan leadership yang baik.

Sementara Acandra Tahar yang diangkat sebagai wakil menteri memiliki pengetahuan yang bagus dalam bidang minyak dan gas. "Karena itu dipasangkan dengan wakilnya yang mengerti. Pertimbangannya itu. Dia (Acandra) mengerti oil and gas, walau negeri bukan hanya oil and gas," kata JK.

Lalu apa kesalahan sebelumnya sehingga harus dicopot dari kursi Menteri Perhubungan? 

"Ya saya tidak bisa jawab itu," kata JK.

Yang pasti, kata JK, sebelum diangkat kembali menjadi menteri, Jonan nampak lebih bijaksana. Jokowi dan JK pernah memanggil Jonan untuk memberikan nasihat. 

"Tapi saya kira dia lebih wise dari pada sebelumnya. Kami sudah nasihati berdua dengan Presiden. Kau jangan ulangi, mendahulukan kerjasama dan tidak ada kementerian berdiri sendiri," jelas JK. 

Nasihat yang diberikan kepada Jonan oleh Jokowi dan JK adalah sebuah perintah. "Kalau memangnya Presiden dan Wapres kasih begitu (nasihati), emangnya masih bisa pikir-pikir. Tidak ada berfikir, tidak bisa mengatakan saya tidak setuju, Tidak boleh. (Harus) selalu siap," ujarnya.

Khusus penempatan Acandra sebagai wakil menteri, JK menyebutkan bahwa ada usulan-usulan yang meminta beberapa kementerian memiliki seorang wakil menteri. Hal yang sama juga terjadi di Kementerian Keuangan. 

"Kalau tidak ada wakilnya, bisa habis waktu hanya rapat saja," ujarnya. 

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...