Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sore ini mendatangi bazar Ramadan di Bendungan Hilir, Jakarta Selatan. Ahok ingin mengecek apakah makanan yang dijual mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak.
Ahok tiba di Benhil sekitar pukul 16.10 WIB, Sabtu (27/6/2015). Kedatangannya disambut ratusan pedagang dan pembeli yang berebut untuk bersalaman dan berfoto bersama. Kehebohan ini pun membuat jalanan sektar macet.
Ahok pertama-tama menghampiri pedagang kolak. Dia mengaku penasaran mengapa banyak orang yang justru sakit saat puasa.
"Katanya puasa bikin sehat, tapi banyak yang kena kanker jangan-jangan bahannya bahaya," ucap Ahok.
Dia lalu beralih ke penjual masakan Padang. Dia memastikan apakah dagangan itu dimasak sendiri atau dibeli dari tempat lain.
"Bikin sendiri nggak ini? Kami sudah cek kalau yang beli banyak bahan kimia," ujarnya.
Ahok kemudian menghampiri penjual jajanan pasar. Dia mengecek apakah bubur sumsum yang dijual terbuat dari bahan kimia atau tidak.
"Kamu beli dari mana?" tanya Ahok.
"Bikin sendiri, pak," jawab pedagang itu.
"Ini merah-merahnya semua?" ujar Ahok.
"Ini kan pacar cina," ucap si pedagang.
"Kalau ada yang kimia tidak boleh dijual. Kasihan orang sakit. Orang puasa malah kena kanker," ungkapnya.
Di tengah-tengah Sidak, Ahok pun sempat membeli makanan mulai dari kue-kue, pepes, asinan hingga siomay. Hingga pukul 16.30 WIB, Ahok masih berkeliling.
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengecek apakah takjil yang dijual di bazar Ramadan Bendungan Hilir, Jaksel mengandung bahan kimia. Bila ada, dia melarang para pedangang menjualnya.
Selama berkeliling di Bendungan Hilir, Sabtu (27/6/2015) sore, Ahok membeli berbagai macam jajanan mulai dari klepon, asinan, kikil, bubur mutiara, pepes, dan lainnya. Para pedagang ditanya apakah membeli jajanan itu untuk dijual lagi atau memasak sendiri.
"Bikin sendiri, pak," kata salah satu pedagang.
Ahok pun sempat curiga dengan bubur mutiara yang dijual. Warna pink yang sangat terang membuatnya was-was.
"Ini merah-merahnya semua?" tanya Ahok. Si pedagang pun menjawab bahwa warna pink dari bubur mutiara itu berasal dari pacar cina.
"Kalau ada yang kimia tidak boleh dijual. Kasihan orang sakit. Orang puasa malah kena kanker," ujar Ahok.
Jajanan yang dibeli Ahok kemudian dites langsung di laboratorium yang disiapkan BPOM di arena pasar. Beberapa jajanan terbukti mengandung bahan kimia, namun ada pula yang aman karena dimasak sendiri.
Sebanyak 10 persen makanan yang dijual di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat mengandung pewarna kimia berbahaya. Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menggunakan cara persuasif bagi para pedagang di sana.
"Kita tidak mungkin penjarakan pedagang kecil, mereka dapat dari pabrik. Kasihan untungnya pas-pasan. Minimal, kita persuasif," kata Ahok di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6/2015).
Langkah persuasif yang dimaksud Ahok adalah mensertifikasi pedagang yang jajanannya bebas dari bahan kimia. Nantinya, para pedagang akan ditempel stiker dari BPOM.
"Kita minta masyarakat Jakarta. Kaki lima kalau tidak ada sertifikat BPOM, tidak usah beli. Membantu kami buat pedagang yang masih jual bahan kimia enggak laku," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini.
Saat sidak di Benhil, Ahok menemukan jajanan dengan bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker. 10 persen jajanan di Benhil mengandung bahan berbahaya itu.
"10 persen," kata Ahok.
Ahok sempat bertanya kepada para pedagang apakah jajanan itu dimasak sendiri atau beli dari pihak lain. Bila dibeli dari pihak lain, biasanya menggunakan bahan-bahan kimia sehingga dia meminta pabrik atau produsennya ditindak.
"Ke UMKM, kita cari mereka beli di mana, kejar pabriknya," ujar Ahok.
Hanya saja, menindak pabrik itu tidak mudah. Salah satu penyebabnya karena pabriknya berada di luar DKI maka sebelumnya sudah ada MoU yang diteken dengan BPOM pusat.
"Sudah ada tindakan tapi terlalu ringan dan mereka tidak di Jakarta. Ada di Bogor, jadi kita kerjasama," sambung suami Veronica Tan ini.
Solusi lain adalah merapikan kawasan Benhil. Saat ini, para pedagang makanan di bulan ramadan memang memenuhi ruas jalan.
"Benhil mau kita rapiin, PKL di belakang. Harus jualannya jelas, Benhil sudah khas, menarik. Parkirnya harus kita rekrut, di sini banyak jagoannyaa, harus pakai parkirmeter.
Ahok tiba di Benhil sekitar pukul 16.10 WIB, Sabtu (27/6/2015). Kedatangannya disambut ratusan pedagang dan pembeli yang berebut untuk bersalaman dan berfoto bersama. Kehebohan ini pun membuat jalanan sektar macet.
Ahok pertama-tama menghampiri pedagang kolak. Dia mengaku penasaran mengapa banyak orang yang justru sakit saat puasa.
"Katanya puasa bikin sehat, tapi banyak yang kena kanker jangan-jangan bahannya bahaya," ucap Ahok.
Dia lalu beralih ke penjual masakan Padang. Dia memastikan apakah dagangan itu dimasak sendiri atau dibeli dari tempat lain.
"Bikin sendiri nggak ini? Kami sudah cek kalau yang beli banyak bahan kimia," ujarnya.
Ahok kemudian menghampiri penjual jajanan pasar. Dia mengecek apakah bubur sumsum yang dijual terbuat dari bahan kimia atau tidak.
"Kamu beli dari mana?" tanya Ahok.
"Bikin sendiri, pak," jawab pedagang itu.
"Ini merah-merahnya semua?" ujar Ahok.
"Ini kan pacar cina," ucap si pedagang.
"Kalau ada yang kimia tidak boleh dijual. Kasihan orang sakit. Orang puasa malah kena kanker," ungkapnya.
Di tengah-tengah Sidak, Ahok pun sempat membeli makanan mulai dari kue-kue, pepes, asinan hingga siomay. Hingga pukul 16.30 WIB, Ahok masih berkeliling.
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengecek apakah takjil yang dijual di bazar Ramadan Bendungan Hilir, Jaksel mengandung bahan kimia. Bila ada, dia melarang para pedangang menjualnya.
Selama berkeliling di Bendungan Hilir, Sabtu (27/6/2015) sore, Ahok membeli berbagai macam jajanan mulai dari klepon, asinan, kikil, bubur mutiara, pepes, dan lainnya. Para pedagang ditanya apakah membeli jajanan itu untuk dijual lagi atau memasak sendiri.
"Bikin sendiri, pak," kata salah satu pedagang.
Ahok pun sempat curiga dengan bubur mutiara yang dijual. Warna pink yang sangat terang membuatnya was-was.
"Ini merah-merahnya semua?" tanya Ahok. Si pedagang pun menjawab bahwa warna pink dari bubur mutiara itu berasal dari pacar cina.
"Kalau ada yang kimia tidak boleh dijual. Kasihan orang sakit. Orang puasa malah kena kanker," ujar Ahok.
Jajanan yang dibeli Ahok kemudian dites langsung di laboratorium yang disiapkan BPOM di arena pasar. Beberapa jajanan terbukti mengandung bahan kimia, namun ada pula yang aman karena dimasak sendiri.
Sebanyak 10 persen makanan yang dijual di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat mengandung pewarna kimia berbahaya. Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menggunakan cara persuasif bagi para pedagang di sana.
"Kita tidak mungkin penjarakan pedagang kecil, mereka dapat dari pabrik. Kasihan untungnya pas-pasan. Minimal, kita persuasif," kata Ahok di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6/2015).
Langkah persuasif yang dimaksud Ahok adalah mensertifikasi pedagang yang jajanannya bebas dari bahan kimia. Nantinya, para pedagang akan ditempel stiker dari BPOM.
"Kita minta masyarakat Jakarta. Kaki lima kalau tidak ada sertifikat BPOM, tidak usah beli. Membantu kami buat pedagang yang masih jual bahan kimia enggak laku," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini.
Saat sidak di Benhil, Ahok menemukan jajanan dengan bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker. 10 persen jajanan di Benhil mengandung bahan berbahaya itu.
"10 persen," kata Ahok.
Ahok sempat bertanya kepada para pedagang apakah jajanan itu dimasak sendiri atau beli dari pihak lain. Bila dibeli dari pihak lain, biasanya menggunakan bahan-bahan kimia sehingga dia meminta pabrik atau produsennya ditindak.
"Ke UMKM, kita cari mereka beli di mana, kejar pabriknya," ujar Ahok.
Hanya saja, menindak pabrik itu tidak mudah. Salah satu penyebabnya karena pabriknya berada di luar DKI maka sebelumnya sudah ada MoU yang diteken dengan BPOM pusat.
"Sudah ada tindakan tapi terlalu ringan dan mereka tidak di Jakarta. Ada di Bogor, jadi kita kerjasama," sambung suami Veronica Tan ini.
Solusi lain adalah merapikan kawasan Benhil. Saat ini, para pedagang makanan di bulan ramadan memang memenuhi ruas jalan.
"Benhil mau kita rapiin, PKL di belakang. Harus jualannya jelas, Benhil sudah khas, menarik. Parkirnya harus kita rekrut, di sini banyak jagoannyaa, harus pakai parkirmeter.
Comments