Sedikitnya ada 13 orang tokoh dari berbagai kalangan dan latar belakang yang memiliki popularitas tinggi di Jakarta. Menurut lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB), ke-13 tokoh ini memiliki potensi untuk mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017.
Dari 13 tokoh itu, nama Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama berada di posisi teratas dengan persentase 99,3 persen. Selain Ahok, ada nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Haji Lulung, Najwa Shihab, Rieke Diah Pitaloka, Tantowi Yahya, Fauzi Bowo, Djarot Syaiful Hidayat, Anis Matta, Ganjar Pranowo, Bima Aria, dan Sandiaga Uno.
"Tokoh paling populer saat ini adalah Ahok 99,3 persen, Foke (Fauzi Bowo) 95 persen, dan diikuti oleh Tantowi Yahya 91,5 persen. Namun, tidak semua tokoh populer disukai oleh publik DKI Jakarta," kata Senior Researcher PDB, Agus Herta, Jumat (26/6/2015) petang di Jakarta.
Dari survei tersebut yang dilakukan PDB pada akhir Mei 2015, hanya ada tiga tokoh yang layak bertarung pada Pilgub DKI 2017. Sebab, tidak semua tokoh memiliki nilai elektabilitas yang potensial. Hanya ada tiga tokoh yang layak karena elektabilitasnya, yaitu Ahok dengan angka 35,8 persen, Risma dengan 18,5 persen, dan Ridwan Kamil dengan 11,1 persen.
Survei PDB sendiri dilakukan secara telepolling menggunakan instrumen wawancara melalui telepon mulai tanggal 26 Mei hingga 1 Juni 2015. Dalam survei itu, responden dipilih secara acak dengan menggunakan sampel 422 orang yang mewakili masyarakat DKI Jakarta.
PDB memberikan sejumlah pertanyaan tertutup pada setiap responden untuk sejumlah topik, termasuk terkait kinerja pemerintahan Ahok, tokoh-tokoh populer untuk pilgub DKI, serta elektabilitas tokoh-tokoh tersebut. PDB mengklaim margin of error metode ini hanya sekitar 4,8 persen dengan tingkat ketepatan 95 persen.
"Tokoh paling populer saat ini adalah Ahok 99,3 persen, Foke (Fauzi Bowo) 95 persen, dan diikuti oleh Tantowi Yahya 91,5 persen. Namun, tidak semua tokoh populer disukai oleh publik DKI Jakarta," kata Senior Researcher PDB, Agus Herta, Jumat (26/6/2015) petang di Jakarta.
Dari survei tersebut yang dilakukan PDB pada akhir Mei 2015, hanya ada tiga tokoh yang layak bertarung pada Pilgub DKI 2017. Sebab, tidak semua tokoh memiliki nilai elektabilitas yang potensial. Hanya ada tiga tokoh yang layak karena elektabilitasnya, yaitu Ahok dengan angka 35,8 persen, Risma dengan 18,5 persen, dan Ridwan Kamil dengan 11,1 persen.
Survei PDB sendiri dilakukan secara telepolling menggunakan instrumen wawancara melalui telepon mulai tanggal 26 Mei hingga 1 Juni 2015. Dalam survei itu, responden dipilih secara acak dengan menggunakan sampel 422 orang yang mewakili masyarakat DKI Jakarta.
PDB memberikan sejumlah pertanyaan tertutup pada setiap responden untuk sejumlah topik, termasuk terkait kinerja pemerintahan Ahok, tokoh-tokoh populer untuk pilgub DKI, serta elektabilitas tokoh-tokoh tersebut. PDB mengklaim margin of error metode ini hanya sekitar 4,8 persen dengan tingkat ketepatan 95 persen.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik menyatakan siap untuk maju dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah 2017. Namun, hal itu baru akan dilakukannya jika pengurus partai di tingkat pusat memberikan mandat kepadanya.
"Saya siap. Kalau partai memberikan perintah, saya pasti maju," kata Taufik dalam diskusi publik "Menakar Peluang Ahok Maju sebagai Calon Independen", di Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Namun, Taufik menyebutkan, kendati menerima mandat dari Gerindra, partainya tidak akan bisa mencalonkan sendiri wakilnya. Sebab, jumlah kursi yang dimiliki partainya di DPRD DKI tidak mencukupi untuk mencalonkan gubernur sendiri.
"Harus ada dukungan dari satu partai lain, misalnya dari PKS. Kalau Gerindra tambah PKS, baru bisa," ujar dia.
Namun, Taufik menyebutkan, kendati menerima mandat dari Gerindra, partainya tidak akan bisa mencalonkan sendiri wakilnya. Sebab, jumlah kursi yang dimiliki partainya di DPRD DKI tidak mencukupi untuk mencalonkan gubernur sendiri.
"Harus ada dukungan dari satu partai lain, misalnya dari PKS. Kalau Gerindra tambah PKS, baru bisa," ujar dia.
Peneliti Central for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes memprediksi Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama masih menjadi calon terkuat dalam perhelatan Pemilihan Gubernur 2017.
Kendati demikian, hal ini tak berarti Ahok tak dapat dikalahkan. Ia menyebut beberapa kriteria khusus yang harus dimiliki seorang calon gubernur yang hendak mengalahkan Ahok.
Menurut Arya, orang tersebut harus memiliki kriteria yang sama persis dengan Ahok, yakni bersih, jujur, dan memiliki popularitas yang kuat di kalangan masyarakat menengah ke atas dan media massa.
"Orang itu harus punya karakteristik sama dengan Ahok, yakni jujur, bersih, populer di masyarakat menengah ke atas, dan disukai media," kata Arya dalam diskusi publik "Menakar Peluang Ahok Maju sebagai Calon Independen", di Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Arya mengaku belum tahu mengenai orang yang ia maksud. Namun, bila orang dengan kriteria tersebut memang ada, ia yakin perhelatan Pilgub DKI 2017 akan berlangsung sengit.
"Tinggal kita tunggu aja siapa orangnya ini. Kalau ada, pertarungannya akan seimbang. Kalau tidak, kemungkinan Ahok akan kembali menduduki jabatan gubernur," ujar dia.
Menurut Arya, orang tersebut harus memiliki kriteria yang sama persis dengan Ahok, yakni bersih, jujur, dan memiliki popularitas yang kuat di kalangan masyarakat menengah ke atas dan media massa.
"Orang itu harus punya karakteristik sama dengan Ahok, yakni jujur, bersih, populer di masyarakat menengah ke atas, dan disukai media," kata Arya dalam diskusi publik "Menakar Peluang Ahok Maju sebagai Calon Independen", di Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Arya mengaku belum tahu mengenai orang yang ia maksud. Namun, bila orang dengan kriteria tersebut memang ada, ia yakin perhelatan Pilgub DKI 2017 akan berlangsung sengit.
"Tinggal kita tunggu aja siapa orangnya ini. Kalau ada, pertarungannya akan seimbang. Kalau tidak, kemungkinan Ahok akan kembali menduduki jabatan gubernur," ujar dia.
Comments