Skip to main content

Perubahan APBD Diusulkan Rp 66 Triliun

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah merumuskan Perubahan APBD 2015. Diperkirakan, perubahan anggaran mencapai Rp 66 triliun, sedikit di bawah APBD 2015 yang Rp 69,2 triliun.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, Senin (29/6), mengatakan, sejumlah efisiensi dilakukan, termasuk penghentian program-program yang diperkirakan tidak akan selesai sampai akhir tahun ini. 

"Dari seluruh satuan kerja ada dana Rp 1,9 triliun yang bisa digunakan untuk program lain. Ada dana tidak terpakai dari proyek mass rapid transit Rp 2,4 triliun. Ada pula penghematan dari belanja pegawai Rp 4 triliun-Rp 5 triliun," ujarnya.

Dana yang tidak terpakai itu direncanakan dialihkan untuk penyertaan modal pemerintah kepada badan usaha milik daerah, seperti Bank DKI dan PT Jakarta Propertindo. Adanya kelebihan dana itu, lanjut Saefullah, karena penganggaran yang terlalu tinggi untuk suatu program.

Saefullah menambahkan, pengurangan nilai Perubahan APBD juga dipengaruhi pendapatan daerah. Lebih baik menurunkan nilai usulan Perubahan APBD daripada dana tidak ada karena pendapatan tidak mencapai target.

Setelah dirumuskan, Kebijakan Umum Anggaran/Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) Perubahan APBD 2015 akan diajukan ke Kementerian Dalam Negeri. Sama seperti APBD 2015, Perubahan APBD 2015 juga akan disahkan dengan peraturan gubernur setelah disetujui Kemendagri.

Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa DKI Jakarta Irvan Amtha mengatakan, sampai saat ini jumlah kegiatan yang sudah sampai proses lelang baru 373 kegiatan dari sekitar 5.000 kegiatan. Nilainya baru mencapai Rp 847,3 miliar.

"Kalau anggaran belanja langsung kita Rp 38 triliun, lalu untuk kegiatan yang dilelang kira-kira Rp 20 triliun, butuh berapa lama itu? Saya prediksi sampai akhir tahun paling cuma bisa Rp 2 triliun," kata Irvan.

Irvan menambahkan, waktu pelaksanaan program pembangunan fisik setelah Perubahan APBD disahkan-kemungkinan Agustus-hanya sekitar empat bulan. Proyek pelapisan jalan atau pengerukan saluran masih mungkin dilakukan, tetapi pembangunan gedung sudah tidak memungkinkan lagi.

Diminta realistis

Terkait perubahan itu, pimpinan DPRD DKI Jakarta memanggil Sekretaris Daerah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, serta Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah DKI Jakarta Senin sore untuk menjelaskan KUA-PPAS serta perubahan APBD 2015.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Triwisaksana meminta Pemprov DKI realistis terhadap target pendapatan dan penyerapan APBD. Dia menilai angka yang dipatok terlampau tinggi. Padahal, seperti gejala dunia, ekonomi Indonesia dan Jakarta mengalami perlambatan.

DPRD DKI Jakarta berharap pemerintah mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam pos-pos anggaran. 

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...