Skip to main content

Warga Solo anggap dana aspirasi DPR korupsi gaya baru

Upaya Dewan Perwakilan Rakyat untuk meloloskan Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau biasa disebut dana aspirasi mendapat kecaman. Sejumlah warga Solo melakukan aksi menolak upaya tersebut. 

Dua orang warga bernama Mulyoto (57) dan Slamet Widodo (56) membawa poster bertuliskan 'Dana Aspirasi No Way' dan 'Becik Ketitik Ala Ketoro'. Keduanya berjalan di tengah kerumunan pengunjung CFD, tepatnya di depan Grha Wisata, Sriwedari. Secara bergantian, warga Sumber, Banjarsari dan warga Timuran tersebut menyerukan kepada pengunjung untuk ikut serta menolak dana aspirasi.

"Dana aspirasi ini adalah bentuk korupsi gaya baru yang dilakukan oleh para anggota dewan. Mereka telah digaji menggunakan uang rakyat yang jumlahnya tidak sedikit. Bukannya bekerja untuk menampung serta memperjuangkan aspirasi rakyat, mereka justru akan merampok uang rakyat," tegasnya.

Dana aspirasi, kata dia, hanya akal-akalan anggota dewan saja. Pasalnya mereka bekerja setiap bulannya sudah digaji puluhan juta, belum lagi tunjangan yang lain. Ternyata masih kurang dan minta jatah uang lagi. "Bagaimana tanggung jawab mereka terhadap rakyat," keluhnya.

Menurut Mulyoto, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak dan tidak menandatangi pengesahan dana aspirasi itu. Karena tidak sesuai dengan rencana pemerataan pembangunan nasional pemerintah.

"Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) DPR selama ini adalah membuat dan mengesahkan peraturan. Bukan mengurusi dan mencampuri kewenangan pemerintah," tegasnya.

Setyanto warga Kwarasan Solo Baru menambahkan, kinerja anggota dewan selama ini belum sesuai dengan tupoksi. "Masih banyak anggota dewan yang mementingkan urusan pribadi dari pada mengurusi rakyat. Saat kampanye mereka berlomba-lomba menarik simpatik rakyat dengan janji-janjinya. Setelah terpilih apa yang dijanjikan itu tidak direalisasikan," pungkasnya.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...