Skip to main content

Ada 315 KK Warga Bukit Duri yang Sudah Ambil Kunci Huni Rusun Rawa Bebek

 Sebanyak 277 KK warga Bukit Duri yang terimbas penertiban sudah mulai menghuni Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Pemprov DKI sedianya menyediakan 363 unit rusun untuk merelokasi warga yang menempati bantaran kali Ciliwung itu.

"Disediakan 363 dan 315 KK sudah ambil kunci. Sementara yang sudah mulai menghuni ada 277 KK," kata Kepala Rusun Rawa Bebek Darmawati Sembiring saat dihubungi detikcom melalui telepon, Rabu (28/9/2016) malam.

Darmawati mengatakan, ada selisih jumlah KK warga Bukit Duri yang sudah mengambil kunci dengan laporan jumlah penghuni bangunan liar yang sudah dibongkar pada Rabu (28/9) pagi itu.

"Kurang 50 yang belum ambil kunci, karena datanya ada 363," ungkap Darmawanti.

"Kami masih menunggu sisanya. Tapi pak Lurah Bukit Duri sudah ngomong terkait hal itu," imbuhnya.

Dia mengatakan, belum ada keluhan yang disampaikan warga yang menempati rusun itu. Warga, sambungnya, bahkan terlihat senang dan nyaman dengan tempat tinggal baru tersebut.

"Betah banget malah, senang. Kan sudah beberapa yang datang untuk wawancara, media juga, mereka bilang senang dan nyaman," tutur Darmawati.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menginstruksikan pembongkaran rumah warga di Bukit Duri harus segera dilaksanakan untuk mempercepat proses normalisasi sungai. Apalagi untuk menghadapi musim penghujan di wilayah Jakarta beberapa waktu ini.

"Iya (hari ini pembongkaran Bukit Duri. Ya karena udah lebih banyak yang pindah, kita nggak bisa untuk maksa tunggu tunggu kaya begitu. Sekarang proyek PU (Pekerjaan Umum) itu kan APBN kalau nggak selesai bisa bayar nggak? Kan APBN mesti selesai akhir tahun ini," kata Ahok di Balai Kota, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2016) 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...