Skip to main content

Ikut "Tax Amnesty", Taipan Kayu Prajogo Pangestu Lega

Pendiri Barito Pacific Prajogo Pangestu ikut dalam gerbong pengusaha yang melaporkan hartanya dalam rangka program amnesti pajak atau tax amnesty.
Usai melaporkan hartanya di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak), taipan kayu tersebut mengaku lega.
"Kami sebagai wajib pajak merasa kebijaksanaan pemerintah melalui tax amnesty (membuat) kami merasa sangat nyaman, sangat aman, untuk kita tidak ada alasan untuk tidak mengungkapkan semua harta-harta," ujar Prajogo, Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Menurut pria kelahiran Kebumen itu, harta yang ia laporkan kepada negara merupakan harta atas nama pribadi. Sementara untuk perusahaan, ia mengaku sudah melaporkannya terlebih dahulu.
Terkait harta pribadi yang dilaporkannya hari ini, Prajogo menuturkan kalau harta tersebut berasal dari dalam dan luar negeri. Hanya saja ia tidak menyebutkan total harta yang dilaporkan.
"Apresiasi kepada pemerintah yang begitu fundamentalnya untuk membangun negara ini dan pembangunan secara mendasar untuk itu kita tulus ikut menjalankan tax amnesty," kata Prajogo.
Selain itu, Prajogo yakin program tax amnesty sangat bermanfaat untuk pembangunan Indonesia.
Bila uang tebusan bisa tembus Rp 100 triliun-Rp 165 triliun, maka dana itu bisa dipergunakan untuk berbagai pembangunan infrastruktur misalnya pembangunan jalan, pelabuhan, dan bandara.
Dengan pembangunan itu, Prajogo yakin Indonesia sebagai negara kepulauan bisa lebih terkoneksi satu sama lain.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...