Skip to main content

AM Fatwa: Ahok Beda dengan Ali Sadikin

Jakarta - Anggota DPD RI dari daerah pemilihan Jakarta, AM Fatwa, tak setuju Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disamakan dengan Ali Sadikin. Fatwa, yang pernah menjadi staf Gubernur DKI Jakarta tahun 1960-an Ali Sadikin, menyebut Ahok berbeda dengan mantan bosnya. Apa alasannya?

Fatwa mencontohkan soal kebijakan penggusuran. Ada perbedaan yang mencolok antara Ali Sadikin dengan Ahok.

"Ahok berbeda dengan Ali Sadikin. Meskipun harus diakui saat itu masalah, misalnya penggusuran atau HAM belum mengemuka kesadaran bagi masyarakat, sehingga misalnya pelebaran jalan memang tidak diadakan penggantian, tetapi dengan menjanjikan kepada rakyat kalau diratakan tempat itu menjadi mahal," kata Fatwa dalam diskusi 'Seteru Panas Pilkada DKI, Siapa Kuat?' yang digelar Jitunews di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016).

Selain Fatwa, hadir dalam diskusi ini politisi PDIP Adrian Napitupulu, Politisi Hanura Dadang Rusdiana, Ketua DPW PAN DKI Eko Hendro Purnomo. Sementara satu pembicara yang lainnya yang dijadwalkan hadir yakni cawagub DKI Sandiaga Uno.

Kemudian Fatwa juga menjelaskan, penggusuran yang dilakukan Ahok bukan solusi terbaik karena masih meninggalkan sejumlah persoalan. Persoalan permukiman kumuh menjadi hal yang dilupakan Ahok.

"Misalnya proyek MHT (Mohammad Husni Tamrin) betul-betul melakukan pembenahan daerah kumuh. Saat ini misalnya pembenahan kali dan sungai berhasil tetapi untuk pembenahan daerah kumuh sekarang kurang diperhatikan," jelas dia.

"Memang disediakan alternatif tempat setelah penggusuran, tapi daerahnya yang dibuat rusun jauh sekali dengan lokasi awal," imbuhnya. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...