Ketua umum PB PON Ahmad Heryawan menilai, penyelenggaraan pesta olahraga setanah air berjalan sukses. Para peserta juga disebut puas dengan perhelatan ini.
Hal itu seperti diungkapkan Aher dalam laporan pertanggung jawaban PON yang berlangsung di stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kamis (29/9/2016).
"Sebagaimana telah kami canangkan bahwa indikator keberhasilan PON XIX Tahun 2016 tertuang dalam kredo "catur sukses". Untuk indikator sukses penyelenggaraan, dapat kami laporkan bahwa seluruh pertandingan yang digelar di 44 cabang dan 61 disiplin olahraga di 16 kabupaten/kota dapat berjalan sesuai jadwal, hanya ada 1 cabor yang memperpanjang jadwal pertandingannya," kata Aher.
"Memang ada beberapa pertandingan yang sempat terkendala karena adanya riak-riak kecil, namun seluruh pertandingannya dapat dilanjutkan kembali hingga babak final. Jika dikalkulasi dari 5.205 pertandingan yang berlangsung selama PON, tercatat hanya 11 pertandingan yang sempat terkendala, artinya hanya mencapai 0,2 persen. Kemudian jika diukur dari jumlah sengketa pertandingan yang diajukan kepada Dewan Hakim PB PON XIX hanya mencapai 9 perkara, jauh menurun dari PON sebelumnya yang mencapai 21 perkara."
"Dari pelayanan pendukung pertandingan seperti layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, keamanan dan sistem informasi nyaris tidak ada keluhan yang siginifikan dari para peserta, demikian juga dari ketersediaan sarana prasarana venue dan peralatan pertandingan, hampir semua peserta dan panitia pelaksana menyatakan kepuasannya," tambahnya.
Pernyataan Aher ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Beberapa peserta sudah menyuarakan ketidakpuasan mereka.
Penilaian wasit yang tidak netral dalam beberapa nomor perlombaan bahkan sampai memicu kericuhan. Cabang olahraga seperti gulat, anggar, renang indah, sepatu roda, hoki, sepakbola tak lepas dari aksi protes.
Yang paling menyita perhatian adalah kerusuhan di polo air yang sampai memunculkan tagar #PONJabarKacau di dunia maya. Belum lagi dari sisi teknologi informasi, yang minim memberikan data lengkap jadwal atau sekadar profil pemain.
Salah satu pihak yang melakukan protes adalah tim sepakbola Sulawesi Selatan. Mereka mengembalikan medali perak yang diraih, kini mereka juga dipastikan tak menghadiri acara penutupan.
Memang, acara penutupan ini tampak lebih sepi dibandingkan dengan acara pembukaan.
Hal itu seperti diungkapkan Aher dalam laporan pertanggung jawaban PON yang berlangsung di stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kamis (29/9/2016).
"Sebagaimana telah kami canangkan bahwa indikator keberhasilan PON XIX Tahun 2016 tertuang dalam kredo "catur sukses". Untuk indikator sukses penyelenggaraan, dapat kami laporkan bahwa seluruh pertandingan yang digelar di 44 cabang dan 61 disiplin olahraga di 16 kabupaten/kota dapat berjalan sesuai jadwal, hanya ada 1 cabor yang memperpanjang jadwal pertandingannya," kata Aher.
"Memang ada beberapa pertandingan yang sempat terkendala karena adanya riak-riak kecil, namun seluruh pertandingannya dapat dilanjutkan kembali hingga babak final. Jika dikalkulasi dari 5.205 pertandingan yang berlangsung selama PON, tercatat hanya 11 pertandingan yang sempat terkendala, artinya hanya mencapai 0,2 persen. Kemudian jika diukur dari jumlah sengketa pertandingan yang diajukan kepada Dewan Hakim PB PON XIX hanya mencapai 9 perkara, jauh menurun dari PON sebelumnya yang mencapai 21 perkara."
"Dari pelayanan pendukung pertandingan seperti layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, keamanan dan sistem informasi nyaris tidak ada keluhan yang siginifikan dari para peserta, demikian juga dari ketersediaan sarana prasarana venue dan peralatan pertandingan, hampir semua peserta dan panitia pelaksana menyatakan kepuasannya," tambahnya.
Pernyataan Aher ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Beberapa peserta sudah menyuarakan ketidakpuasan mereka.
Penilaian wasit yang tidak netral dalam beberapa nomor perlombaan bahkan sampai memicu kericuhan. Cabang olahraga seperti gulat, anggar, renang indah, sepatu roda, hoki, sepakbola tak lepas dari aksi protes.
Yang paling menyita perhatian adalah kerusuhan di polo air yang sampai memunculkan tagar #PONJabarKacau di dunia maya. Belum lagi dari sisi teknologi informasi, yang minim memberikan data lengkap jadwal atau sekadar profil pemain.
Salah satu pihak yang melakukan protes adalah tim sepakbola Sulawesi Selatan. Mereka mengembalikan medali perak yang diraih, kini mereka juga dipastikan tak menghadiri acara penutupan.
Memang, acara penutupan ini tampak lebih sepi dibandingkan dengan acara pembukaan.
Comments