Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (pakai batik merah) bersama CEO MD Pictures Manoj Punjabi dan artis Vino G. Bastian saat menonton film "Talak Tiga", di Djakarta Theatre, Kamis (25/2/2016) malam.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menutup hari dengan menonton film "Talak Tiga" bersama para pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, di Djakarta Theatre, Kamis (25/2/2016) malam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Basuki mengajak serta Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Oswar Muadzin Mungkasa, Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Bayu Meghantara, dan lain-lain.
Basuki duduk di kursi VIP bersama CEO MD Picture Manoj Punjabi serta artis pendukung film "Talak Tiga" Vino G Bastian. Basuki sebelumnya kerap mengajak pegawai negeri sipil (PNS) DKI menonton film bersama. Seperti film "Tabula Rasa", "Sebelum Pagi Terulang Kembali", dan "Negeri Tanpa Telinga".
Ia terlihat serius menyimak adegan per adegan film yang dilakoni Laudia Chintya Bella dan Reza Rahadian itu. "Talak 3" mengisahkan sepasang suami istri Bagas (Vino Bastian) dan Risa (Laudya Cynthia Bella) yang bercerai.
Mereka pun kembali jatuh cinta dan memutuskan untuk rujuk kembali. Namun, karena terbentur aturan agama yang tak membolehkan rujuk karena telah talak 3, mereka akhirnya berupaya mencari cara agar bisa rujuk kembali termasuk mencari suami kontrak. (Baca: Ahok Ingin Perfilman Indonesia Bangkit seperti Hollywood)
"Jadi menurut saya ini adalah upaya untuk mendekatkan masyarakat agar cinta film-film nasional," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu siang.
Sebab, lanjut Basuki, kecintaan terhadap film nasional dapat memajukan industri kreatif dalam negeri. Dia mencontohkan Amerika Serikat yang memperoleh keuntungan dari industri film nasionalnya atau film-film Hollywood.
"Yang paling penting Hollywood, Amerika dapat uang banyak dari Hollywood," ujar pria dengan sapaan Ahok itu.
Ahok mengatakan, ia juga ingin pemutaran film semacam ini di Balai Kota bisa jadi tempat bertemunya insan-insan perfilman. Balai Kota, menurut dia, tempat yang strategis untuk hal itu.
"Mereka bisa datang dan bisa diskusi gimana cara buat film yang baik, putar film yang baik. Kita mau fasilitasi itu," ujar Ahok.
Film yang diputar kali ini adalah yang kali ketiga diselenggarakan di Gedung Balai Agung. Sebelumnya, sudah diputar pula film "Bajaj Bajuri The Movie" dan "Si Jago Merah".
Ahok mengaku, ingin memutar banyak film di Balai Kota, khususnya yang memiliki nilai pendidikan kepada masyarakat. Termasuk film "Slank Nggak Ada Matinya" ini yang dianggapnya memberikan pesan mengenai bahaya narkoba.
"Film Slank ini kan tentang narkoba, bahaya narkoba. Kita ingin anak-anak dari kecil sudah tahu (bahaya narkoba)," kata Ahok.
Kegiatan pemutaran film di Balai Kota juga bagian dari penyelenggaraan Wisata Balai Kota agar warga Jakarta juga dapat datang dan menikmati Balai Kota serta menikmati Monas yang letaknya berdekatan. Model seperti ini, lanjutnya, akan dipraktikkan pula di Kota Tua.
Setelah berhasil menggaet warga Jakarta dengan kemeja motif kotaknya, relawan dari pasanganJoko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama menggelar
acara nonton bareng bersama warga Jakarta. Anggota dari Golden
Institute, Yusuf, mengatakan, pada Sabtu (14/4/2012) nanti pihaknya akan
menggelar nonton bareng film "The Lady" di XXI Taman Ismail Marzuki
bersama dengan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta, Jokowi-Ahok.
"Ini ide muncul mengulang suksesnya kemeja kotak-kotak yang jadi ciri khas itu. Seluruh keuntungannya nanti untuk tim Jokowi-Ahok," kata Yusuf, ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (12/4/2012).
Untuk dapat ikut nonton bareng bersama dengan pasangan Jokowi-Ahok ini,
warga dapat membeli tiket dengan Rp 50.000 atau Rp 100.000. Disediakan
130 tempat duduk untuk acara nonton bareng ini dan informasinya
disebarluaskan melalui sosial media seperti twitter dan facebook.
"Saat ini tinggal tersisa 5-6 seat. Bahkan ada yang beli satu seatharga sejuta. Itu kemauan dia sendiri lho. Jadi kalau biasanya cagub yang bayarin masyarakat. Sekarang masyarakat bisa bantu galang dana untuk cagub," kata Yusuf.
Acara
nonton bareng itu rencananya hanya akan dilakukan sekali saja. Untuk ke
depannya, pihaknya tengah memikirkan cara lain untuk membantu
penggalangan dana bagi pasangan Jokowi-Ahokini.
"Nanti
bikin acara lain lagi. Tapi dilihat dulu saja. Hasilnya memang tidak
besar tapi yang penting niat kami untuk membantu," kata Yusuf.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyelenggarakan
nonton bareng pemutaran film "Slank Nggak Ada Matinya" di Balai Kota
DKI Jakarta, Minggu (4/10/2015). Menurut Basuki, ini adalah salah satu
upaya agar warga dapat mencintai film karya nasional. "Jadi menurut saya ini adalah upaya untuk mendekatkan masyarakat agar cinta film-film nasional," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu siang.
Sebab, lanjut Basuki, kecintaan terhadap film nasional dapat memajukan industri kreatif dalam negeri. Dia mencontohkan Amerika Serikat yang memperoleh keuntungan dari industri film nasionalnya atau film-film Hollywood.
"Yang paling penting Hollywood, Amerika dapat uang banyak dari Hollywood," ujar pria dengan sapaan Ahok itu.
Ahok mengatakan, ia juga ingin pemutaran film semacam ini di Balai Kota bisa jadi tempat bertemunya insan-insan perfilman. Balai Kota, menurut dia, tempat yang strategis untuk hal itu.
"Mereka bisa datang dan bisa diskusi gimana cara buat film yang baik, putar film yang baik. Kita mau fasilitasi itu," ujar Ahok.
Film yang diputar kali ini adalah yang kali ketiga diselenggarakan di Gedung Balai Agung. Sebelumnya, sudah diputar pula film "Bajaj Bajuri The Movie" dan "Si Jago Merah".
Ahok mengaku, ingin memutar banyak film di Balai Kota, khususnya yang memiliki nilai pendidikan kepada masyarakat. Termasuk film "Slank Nggak Ada Matinya" ini yang dianggapnya memberikan pesan mengenai bahaya narkoba.
"Film Slank ini kan tentang narkoba, bahaya narkoba. Kita ingin anak-anak dari kecil sudah tahu (bahaya narkoba)," kata Ahok.
Kegiatan pemutaran film di Balai Kota juga bagian dari penyelenggaraan Wisata Balai Kota agar warga Jakarta juga dapat datang dan menikmati Balai Kota serta menikmati Monas yang letaknya berdekatan. Model seperti ini, lanjutnya, akan dipraktikkan pula di Kota Tua.
Comments