Skip to main content

Warga Kalijodo Copot Spanduk 'Minta Ganti Rugi Bangunan dan Tanah'

Warga Kalijodo Copot Spanduk Minta Ganti Rugi Bangunan dan TanahFoto: Saat warga mencopot spanduk
Dua spanduk bertuliskan tuntutan ganti rugi tanah dan bangunan dipasang oleh dua orang pria yang mengaku warga Kalijodo sekitar pukul 16.53 WIB tadi. Namun menjelang malam, spanduk yang ternyata berjumlah 7 itu dicopot warga lainnya.

Pantauan detikcom di RW 05 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (18/2/2016), spanduk yang diikatkan di sebuah tiang itu dicopot oleh anak-anak. Mereka memanjat dan mencopot satu per satu spanduk yang terpasang.

Ada puluhan anak-anak bersama ibu-ibu yang memprotes keberadaan spanduk itu. Mereka merasa apa yang tertulis di dalam spanduk bukan keinginan warga, begitu juga bukan warga yang memasang spanduk itu sore tadi.

"Bukan warga, kita nggak tahu siapa yang pasang," ucap salah seorang ibu, Siti Maniah, di lokasi.

Foto: Spanduk Minta Ganti Rugi Warga Kalijodo (Edo/detikcom)
Spanduk itu bertuliskan 'Kami Warga Kalijodo Minta Ganti Rugi Yang Adil Bangunan dan Tanah'. Maniah mengatakan dia tidak meminta ganti rugi atas penertiban Kalijodo, namun yang dibutuhkan adalah dialog.

"Ya semua dicopot. Kami keberatan," ucap Maniah.

Foto: Saat warga mencopot spanduk (Edo/detikcom)
Sebelumnya, dua orang tampak membentangkan dua spanduk di Jalan Kepanduan dan pos RW 5. Mereka bukan menolak penertiban melainkan meminta ganti rugi tanah dan bangunan.

Chandra (26), pria yang memasang spanduk tersebut mengaku memasang spanduk atas inisiatif warga. Dia memasang spanduk sekitar pukul 16.53 WIB. "Ini semua inisiatif warga. Kita nggak nolak ditertibkan di sini, tapi asal dapat ganti rugi yang adil tanah dan bangunannya," ucap Chandra.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...