Skip to main content

Curhat Warga Relokasi Kalijodo: Di Rusun Nyaman Tapi Bingung Kerja Apa

Sebagian besar warga relokasi Kalijodo wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat sudah menempati unit rusunnya. Salah satunya Narti (61) yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang keliling.

Berpakaian daster, Narti yang sudah paruh baya tampak sibuk membereskan barang-barangnya dari rumahnya di Kalijodo. Ia mengaku masih syok tahu rumah yang dihuninya selama 40 tahun di Jakarta kini rata dengan tanah. Ia sedih dan menangis melihat tempat tinggalnya dibongkar Satpol PP pagi tadi.

"Saya datang waktu pembongkaran. Saya sedih, saya nangis karena rumah itu satu-satunya tempat saya dari dulu banget," ucap Narti saat ditemui detikcom di unit rusunnya di Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, Senin (29/2/2016).

Perasaan Narti masih campur aduk sejak meninggalkan rumahnya di Kalijodo pada Sabtu lalu. Ia merasa senang bisa tinggal di tempat yang lebih layak namun kebingungan untuk menyambung hidup.

"Sebenarnya saya senang karena seumur hidup enggak pernah tinggal di tempat gini. tapi sakit juga. Bingung karena saya enggak jelas kerjanya apa," terangnya.

Selama ini Narti hidup dalam rumah 2 lantai yang sempit di zona Jakarta Barat Kalijodo. Sekarang, ia cukup bisa bernafas lega. Unit miliknya di lantai 2 Rusun Pulogebang itu lebih lengang dan luas. Terlebih perabot yang dibawanya juga tak banyak.

Anak dan menantu Narti yang berkunjung ke Rusun Pulogebang (Foto: Chico/detikcom)


Dari rumah lamanya, Narti hanya membawa lemari, tv tabung 21 inch dan kasur busa. Belakangan anak dan menantu serta cucunya datang membawa beberapa perabot lainnya seperti karpet, bantal duduk dan beberapa barang lainnya. Narti mengaku barang-barang itu milik anaknya namun sekarang ingin dititip di rumahnya.

"Di sini lebih luas kan dari rumah sebelumnya," sambungnya.
Curhat Warga Relokasi Kalijodo: Di Rusun Nyaman Tapi Bingung Kerja ApaNarti (warga Kalijodo) di unit Rusun Pulogebang Namun, ia mulai pusing cara menyambung hidupnya setelah pindah ke rusun. Saat masih di Kalijodo, sehari-hari dia berkeliling menjual bahan makanan serta panganan ringan dalam keranjang. Namun sekarang, pihak pengelola rusun belum mengizinkan warga relokasi Kalijodo untuk berdagang. Terlebih di depan unitnya seperti yang diajukan Narti.

"Baru minta izin jualan tapi dilarang. Alasannya tidak boleh depan rumah," ucap Narti
barang-barang yang dimiliki salah satu warga relokasi Kalijodo (Foto: Chico/detikcom)

Berbeda dengan penghuni rusun yang sudah dewasa, anak-anak justru tampak bahagia bermain di taman bermain dan RPTRA yang dibangun di rusun tersebut. Mereka membaca buku di perpustakaan, bermain ayunan atau bermain secara berkelompok dengan teman-temannya yang lain. Semuanya tampak bahagia dan mudah berbaur.
Anak-anak bermain di Rusun Pulogebang (Foto: Chico/detikcom)

Suasana sore di Rusun Pulogebang

Rusun Pulogebang kini menjadi rumah baru bagi puluhan KK yang dulunya tinggal di kawasan Kalijodo. Hiruk pikuk musik dan aktivitas kehidupan malam yang bergeliat hingga subuh kini sirna berganti dengan ketentraman dan ketenangan malam di rusun.

Rusun Pulogebang tempat warga Kalijodo direlokasi (Foto: Chico/detikcom)

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...