Skip to main content

Johan Budi: Menteri Jangan Ribut di Luar Soal Blok Masela

Johan Budi: Menteri Jangan Ribut di Luar Soal Blok MaselaFoto: Laily/Setpres
Jakarta -Pihak Istana Kepresidenan meminta tidak ada menteri yang berpolemik di publik, terkait dengan keputusan pengembangan proyek gas di Blok Masela, Maluku.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan keputusan soal metode pengembangan Blok Masela akan diputuskan 2018. Apakah fasilitas blok tersebut akan dilakukan di darat (onshore) atau di laut (offshore).

"Pada dasarnya menteri itu membantu presiden. Tidak elok debat ramai di luar. Menteri itu pelaksana kebijakan presiden, sebagai kepala negara, sebelum diputuskan, tidak berpolemik di luar, tapi polemiklah di dalam ketika melalui mediumnya ratas atau rapat kabinet," kata Juru Bicara Presiden, Johan Budi, di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/2/2016).

"Sekarang di luar kan seolah-olah ada dua kubu, yang masing-masing data disampaikan seolah-olah dua-duanya benar. Makanya Presiden harus dengar banyak masukan," imbuh Johan.

Presiden Jokowi memang dengan tegas menyerahkan pengkajian soal nasib Blok Masela kepada Menteri ESDM, Sudirman Said dan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil.

Namun dalam beberapa kesempatan, Menko Kemaritiman Rizal Ramli mendorong agar pengembangan Blok Masela dilakukan di darat (onshore). Tapi Sudirman Said menjelaskan belum ada keputusan dari Presiden, dan kajian masih dilakukan soal plus minus pengembangan secara onshore atau offshore.

Johan mengatakan, jangan sampai ada perpecahan kubu di antara menteri, soal siapa yang mendukung pengembangan Masela secara onshore atau offshore.

Menurut Johan, Presiden Jokowi tidak hanya memutuskan hanya berdasarkan hitung-hitungan bisnis saja, namun juga manfaat bagi masyarakat di wilayah Indonesia Timur.

"Kemudian memilih offshore atau onshore kenapa belum? Waktu itu kan mau mendengarkan investor, kemudian sudah dipanggil KSP (Kantor Staf Kepresidenan) dua kali. Sekarang apakah KSP sudah lapor, baru kemudian diputuskan," jelas Johan.

Namun Johan belum bisa memastikan secara persis kapan keputusan pengembangan Blok Masela ini akan diambil.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...