Skip to main content

Puluhan Orang Anti Ahok Demo Kantor DPP PDIP

Puluhan aktivis 98 melakukan aksi menolak Ahok di depan kantor DPP PDIP. Mereka menyampaikan sejumlah aspirasi kepada petinggi PDIP.

Demo digelar di kantor DPP PDIP di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016). Puluhan orang ini menamakan diri aliansi rakyat bernama Gerak's Indonesia (Gerakan Rebut Jakarta, Selamatkan Indonesia). 

Nanang Djamaludin (Korlap) dari aktivis 98 mengatakan aksi ini adalah untuk menolak PDIP mencalonkan Ahok untuk pilgub DKI selanjutnya.
"Tuntutan kita adalah kepada rakyat Jakarta dan kepada Ibu Mega agar beliau menolak dicalonkannya Ahok melalui PDI-P," jelasnya.

Sebelumnya massa aksi juga melakukan aksi di depan tugu Proklamasi kemudian dilanjutkan long march ke depan kantor DPP PDIP.

Selain melakukan aksi, Nanang juga menyerahkan sepucuk surat yang berisi tuntutan yang sama.
"Kami membawa sepucuk surat yang akan diserahkan kepada Ibu Mega. Dengan surat itu kami ingin menggugah hati ibu Megawati," katanya. Surat tersebut kemudian diberikan kepada Prasetio Edi Marsudi selaku sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta.

Ia kemudian mengungkap alasan menolak Ahok. "Kita menolak Ahok, sangat anti terhadap rakyat marhaen dan wong cilik," ujarnya.

"Tentunya PDIP akan berhadapan dengan sebuah citra politik yang ada di dalam masyarakat. PDIP yang notabene adalah partai wong cilik ternyata mendukung calon gubernur yang selama ini anti terhadap wong cilik dan marhaen," pungkasnya.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...