Skip to main content

Terungkap! 'AKU INGIN IBU PULANG' terilhami kisah pilu Zhang Da

 Tahun 2011 silam, ada sebuah kisah bocah asal China bernama Zhang Da yang berhasil menyita perhatian publik. Bagaimana tidak, di usia begitu muda, Ia harus tetap sekolah sambil bekerja demi mengurus ayahnya yang sakit parah.
Kisah inspiratif ini rupanya menarik minat produser Maxima Pictures, Ody Mulya Hidayat, untuk mengadaptasinya ke layar lebar. Sayangnya, proyek itu harus terbengkalai empat tahun lamanya sampai kemudian berada di tangan sutradara Monty Tiwa.
"Skenario film ini sudah ada dari lima tahun lalu. Terinspirasi kisah Zhang Da, bocah 10 tahun dari China yang merawat orangtuanya sampai akhirnya dia mendapat penghargaan," bocor Ody dalam jumpa pers di Epicentrum XXI, kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (29/8).
Berjudul AKU INGIN IBU PULANG, film ini menerjemahkan kisah Zhang Da yang di-setting dengan apik merujuk pada kehidupan menengah ke bawah Jakarta. Aktor cilik, Jefan Nathanio bahkan mendapat pujian dari lawan mainnya, Verdi Solaiman, berkat akting yang natural sebagai Jempol Budiman.
"Jarang banget ketemu anak kecil yang aktingnya natural. Karirmu panjang nak," puji Verdi pada Jefan.
Sebelum akhirnya diberi judul final AKU INGIN IBU PULANG, rupanya drama keluarga ini sempat diberi title GANTUNG DI MONAS. Lantas, apa alasan pergantian tersebut?
"Diganti judul karena ingin menghindari kesan terlalu politis. Padahal tidak ada unsur politis. Memang Gantung di Monas idiom yang ngetop dengan unsur politik," jelas Monty selaku sutradara.
Penasaran seperti apa kisah Jempol Budiman yang mengharu biru ini? Saksikan filmnya di bioskop serentak mulai 1 September 2016!

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...