Skip to main content

Ini Penyebab Banjir di Sekitar Waduk Rawa Babon

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, meluapnya air Waduk Rawa Babon di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, karena adanya longsor di pintu air waduk tersebut.

Longsoran tersebut menyumbat pintu air sehingga air dari waduk tidak dapat mengalir ke saluran penghubung. Air waduk pun meluap.
"Ada longsor di pintu air. Jadi air dari waduk tidak mengalir ke saluran penghubung," ujar Bambang, Senin (29/8/2016).
Jika tidak terjadi longsor, kata dia, permukiman di sekitar waduk tidak akan kebanjiran seperti saat ini.
Ia mengatakan bahwa Pemkot Jaktim telah menurunkan satu unit mobil pompa berkapasitas 250 liter per detik untuk membantu menguras air. "Solusinya kita buat crossingan (saluran air kecil) di pintu air," ujar Bambang.
Warga RT 01 RW 08 Kelapa Dua Wetan, Radu (56), mengatakan bahwa longsor tersebut terjadi pada pengerjaan proyek pintu air tersebut.
"Penyebabnya sumbatan di pembuangan pintu air waduk, lagi dikerjain tiba-tiba ketiban lumpur jadi mampet," kata Radu, kepada Kompas.com di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Radu menyatakan, proses perbaikan saat ini sedang dilakukan pihak Pemkot Jakarta Timur. Namun, sudah hampir tiga hari ini air belum juga surut.
"Sudah dua hari dua malam, sejak hari Sabtu. Surut sebentar, tetapi naik lagi pas hujan siang tadi," ujar Radu.
Ia juga mengatakan, banjir ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di lingkungan tersebut.
"Tahun ini sudah dua kali, tapi yang kedua ini yang paling parah. Dari tahun 1990 saya tinggal di sini baru banjir tahun ini saja," ujar Radu.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...