Skip to main content

Rahasia Durian Ucok Masuk Pesawat Tanpa Bau

 Zainal Abidin memelopori pengemasan durian dari Kota Medan, Sumatera Utara, dari ide yang teramat sederhana.

Ups, Zainal lebih dikenal dengan panggilan Ucok. Betul, dia pemilik usaha Durian Ucok di Kota Medan. 

"Masa durian dari Thailand dan Malaysia bisa masuk Indonesia, tapi durian dari Medan ke Jakarta saja tidak bisa? Tak (masuk) logika!" ujar Ucok, Kamis (25/8/2016) malam, soal awal mula ide mengemas durian jualannya.

Ditemui di tempat usahanya di Jalan Wahid Hasyim, Kota Medan, Ucok bertutur banyak hal tentang durian. Cara mengemas durian, adalah salah satunya. 

(Lihat juga: Today's Photo: Sensasi 24 Jam Durian Ucok Medan)

Menurut Ucok, banyak pembeli duriannya yang kerap bertanya bagaimana membawa durian ke pesawat untuk oleh-oleh keluar kota. Dia pun memutar otak untuk bisa memenuhi keinginan banyak orang itu.

“Tidak sengaja, bertemu salah satu pembeli yang pegawai maskapai. Saya tanya kenapa di pesawat tidak boleh bawa durian. Kata dia, boleh (bawa durian), asal baunya tidak tercium,” ungkap Ucok.

Dari percakapan itu, Ucok pun memulai eksperimen mengemas durian tanpa bau. "Empat kali saya coba, baru ketemu caranya," ujar dia bersemangat.
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZESProses pengemasan durian di Durian Ucok, Medan, Sumatera Utara. Gambar diambil pada Kamis (25/8/2016)

Pertama, kulit durian dibelah. Isi buah lalu dimasukkan ke kotak plastik. Kotak yang sudah ditutup rapat kemudian dilakban rapat.

Sesudah itu, kotak tersebut dimasukkan ke plastik bening. Sekali lagi, kemasan itu dilakban lagi. 

"(Pengemasannya) empat lapis," sebut Ucok.

Sembari tertawa, Ucok bercerita tahap per tahap uji cobanya sampai ketemu metode yang sekarang dipakai dan dikenal luas itu.

“Coba satu lapis gagal, masih bau. Dua lapis juga gagal, sampai empat lapis, baru tidak bau," tutur Ucok. 

Itu pun, lanjut Ucok, kemasan duriannya diminta diletakkan di ruang ber-AC selama 24 jam. 

"Begitu tidak bau, barulah dibilang cara pengemasan itu dibilang memenuhi ketentuan boleh masuk ke pesawat," kata Ucok.
Kompas VideoManis Pahit Durian Ucok Medan
Ucok mengingatkan juga, kemasan durian tetap harus masuk bagasi meskipun sudah tidak menguarkan bau. "Tetap tidak boleh masuk kabin," ujar dia. 

Kualitas nomor satu

Hari ini, durian Ucok sudah menjadi semacam simbol dari Kota Medan. Sampai-sampai ada tagline "belum ke Medan kalau belum ke Durian Ucok".

Lokasi yang sekarang ditempati Ucok untuk berdagang adalah buah dari usaha panjang sejak 1985. 

Memulai "karier" berjualan durian dari bekerja ke orang, Ucok mengaku baru menikmati hasil usahanya pada 10 tahun terakhir.

"Dulu mulai usaha sendiri pun di pinggir jalan, dikejar-kejar petugas," kenang Ucok. 

Sekarang, Durian Ucok buka 24 jam sehari, tujuh hari sepekan. Mau bertemu Zainal di tempat usahanya, silakan datang antara pukul 17.00 sampai lewat tengah malam.
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZESSetumpuk durian siap disajikan di Durian Ucok, Medan, Sumatera Utara. Rata-rata, seribu durian terjual dalam sehari di sini, dari pasokan sekitar 6.000 durian per hari. Gambar diambil pada Kamis (25/8/2016

Meski sudah jadi "bos" dengan 9 pekerja tetap, Ucok tetap memastikan diri melayani pelanggan setiap hari. Menurut dia, itu salah satu cara menjaga kepercayaan pelanggan. 

Ucok memastikan pula, pelanggan yang makan di tempat jualannya dapat menukar durian bila dirasa tak enak. "Boleh ditukar dan pasti langsung ditukar," tegas dia.

Harga durian di tempat Ucok bervariasi, rata-rata di kisaran Rp 40.000 per buah durian. "Tergantung ukuran dan rasa," sebut dia soal harga.

Nah, untuk durian yang dikemas, Ucok punya paket-paket harga. 

“Ada lima kemasan. Mulai dari (kemasan) Rp 100.000 berisi 2,5 durian sampai (kemasan) Rp 500.000 untuk isi 14 durian. Rasa jangan ditanya. Kami pilihkan yang rasanya enak. Kalau ke luar kota kan susah menukarnya, jadi pasti kami jamin kualitas nomor satu," ungkap dia.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...