Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat kini saling bertanya apa untungnya bekerja sama selama ini. Tanya-jawab itu diselingi canda tawa seratusan orang yang menyaksikan.
Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini keduanya sering berada dalam kabar terkait Pilgub DKI 2017, Ahok berada di jalur independen, dan Djarot berada di PDIP. Ahok tak jadi menggaet Djarot gara-gara PDIP tak merestui. Namun bukan dalam suasana itu tanya jawab soal keuntungan bekerja sama ini terjadi, melainkan dalam konteks peluncuran proyek LRT dan gelanggang Asian Games 2018.
Acara digelar di Gedung KNPI, Gelanggang Olahraga Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2016). Ahok berdiri, di kanannya berdiri Duta Besar Inggris Moazzam Malik dan Duta Besar Korea Selatan Cha Tai Yong. Di kirinya, ada Djarot yang juga berdiri.
"They asking whats the benefit of work with us? I don't know, answer that," kata Ahok memahami pertanyaan jurnalis dan mempersilakan Duta Besar Korea Selatan untuk menjawab.
Duta Besar Korea menyatakan tentu kerja sama penggarapan Light Rail Transit (LRT) dengan perusahaan Korea Selatan sangat berguna bagi pihaknya. Negaranya berterima kasih karena diberi kesempatan berpartisipasi di proyek ini.
Duta Besar Inggris juga menjawab, Indonesia bisa menjadi negara yang disorot dunia sebagai wilayah potensial untuk investasi bila proyek Asian Games 2018 sukses. Pihak Inggris tentu saja untung, karena perusahaannya bisa berbisnis dengan Indonesia.
Selesai bertanya kepada dua Dubes di sebelah kirinya, Ahok lantas beralih ke orang di sebelah kanannya, yakni Djarot. "Jadi saya tanya apa keuntungan yang sebelah kiri kerja sama sama saya kan. Sekarang kita tanya, sebelah kanan untungnya apa kerja sama sama saya?" tanya Ahok ke Djarot.
Tentu saja pertanyaan Ahok ini mengundang gelak tawa. Terang saja, atmosfer jelang Pilgub DKI 2017 mau tak mau pasti terbawa bila melihat candaan mereka berdua. Namun Djarot menjawab pertanyaan Ahok dengan lurus.
"Semuanya untung, yang untung sebenarnya rakyat Jakarta. Korea Selatan untung, Inggris Untung, Indonesia untung, semua untung. Kita juga bekerja untuk menguntungkan satu sama lain," kata Ahok mengakhiri derai tawa para hadirin.
Ada proyek LRT tentu bermanfaat. Proyek Velodrome senilai 40 juta USD disebut Djarot nantinya tak hanya berguna buat atlet, namun juga berguna untuk menambah ruang terbuka hijau, taman bagi masyarakat. Ada pula arena berkuda equestrian.
"Equestrian setelah berkuda, hukan hanya berkuda, bisa buat kawinan di sana. Bukan kawin kuda tapi kawinan manusia di sono. Jadi tujuan wisata juga," kata Djarot disambut tawa.
Di penghujung sesi, Djarot gantian menanyai Ahok soal apa untungnya bekerjsama bareng dirinya selama ini. Pertanyaan ini sekali lagi memicu tawa orang-orang dalam ruangan.
"Saya pikir semua menguntungkan. Bapak (Ahok) untung enggak kerja sama sama kita?" tanya Djarot.
"Untung!" jawab Ahok sambil mengangguk jenaka.
Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini keduanya sering berada dalam kabar terkait Pilgub DKI 2017, Ahok berada di jalur independen, dan Djarot berada di PDIP. Ahok tak jadi menggaet Djarot gara-gara PDIP tak merestui. Namun bukan dalam suasana itu tanya jawab soal keuntungan bekerja sama ini terjadi, melainkan dalam konteks peluncuran proyek LRT dan gelanggang Asian Games 2018.
Acara digelar di Gedung KNPI, Gelanggang Olahraga Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2016). Ahok berdiri, di kanannya berdiri Duta Besar Inggris Moazzam Malik dan Duta Besar Korea Selatan Cha Tai Yong. Di kirinya, ada Djarot yang juga berdiri.
"They asking whats the benefit of work with us? I don't know, answer that," kata Ahok memahami pertanyaan jurnalis dan mempersilakan Duta Besar Korea Selatan untuk menjawab.
Duta Besar Korea menyatakan tentu kerja sama penggarapan Light Rail Transit (LRT) dengan perusahaan Korea Selatan sangat berguna bagi pihaknya. Negaranya berterima kasih karena diberi kesempatan berpartisipasi di proyek ini.
Duta Besar Inggris juga menjawab, Indonesia bisa menjadi negara yang disorot dunia sebagai wilayah potensial untuk investasi bila proyek Asian Games 2018 sukses. Pihak Inggris tentu saja untung, karena perusahaannya bisa berbisnis dengan Indonesia.
Selesai bertanya kepada dua Dubes di sebelah kirinya, Ahok lantas beralih ke orang di sebelah kanannya, yakni Djarot. "Jadi saya tanya apa keuntungan yang sebelah kiri kerja sama sama saya kan. Sekarang kita tanya, sebelah kanan untungnya apa kerja sama sama saya?" tanya Ahok ke Djarot.
Tentu saja pertanyaan Ahok ini mengundang gelak tawa. Terang saja, atmosfer jelang Pilgub DKI 2017 mau tak mau pasti terbawa bila melihat candaan mereka berdua. Namun Djarot menjawab pertanyaan Ahok dengan lurus.
"Semuanya untung, yang untung sebenarnya rakyat Jakarta. Korea Selatan untung, Inggris Untung, Indonesia untung, semua untung. Kita juga bekerja untuk menguntungkan satu sama lain," kata Ahok mengakhiri derai tawa para hadirin.
Ada proyek LRT tentu bermanfaat. Proyek Velodrome senilai 40 juta USD disebut Djarot nantinya tak hanya berguna buat atlet, namun juga berguna untuk menambah ruang terbuka hijau, taman bagi masyarakat. Ada pula arena berkuda equestrian.
"Equestrian setelah berkuda, hukan hanya berkuda, bisa buat kawinan di sana. Bukan kawin kuda tapi kawinan manusia di sono. Jadi tujuan wisata juga," kata Djarot disambut tawa.
Di penghujung sesi, Djarot gantian menanyai Ahok soal apa untungnya bekerjsama bareng dirinya selama ini. Pertanyaan ini sekali lagi memicu tawa orang-orang dalam ruangan.
"Saya pikir semua menguntungkan. Bapak (Ahok) untung enggak kerja sama sama kita?" tanya Djarot.
"Untung!" jawab Ahok sambil mengangguk jenaka.
Comments