Merdeka.com - Bukan rahasia lagi, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon cukup sering melakukan perang terbuka melalui media massa. Saling kritik dan sindiran dilontarkan baik oleh Ahok maupun Fadli Zon.
Tengok saja saat Fadli Zon mengkritik habis soal keterlibatan Ahok dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras yang disebut-sebut merugikan keuangan Pemprov DKI. Bahkan saat Ahok menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Fadli Zon berdoa agar Ahok keluar dengan menggunakan rompi oranye alias tahanan KPK. Ahok juga tak mau kalah, dia balik menyerang ketika Fadli Zon mendatangani RS Sumber Waras.
Tidak hanya itu, Fadli Zon juga cukup rajin menyerang Ahok dengan isu politik seputar Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Fadli menyindir Ahok yang notabene bisa menjadi pemimpin DKI Jakarta berkat dukungan Partai Gerindra di Pilgub 2012, kini justru maju melalui jalur independen.
Terbaru, Ahok menyerang Fadli Zon dengan menyindir terbongkarnya permintaan kepada KJRI New York untuk memfasilitasi Shafa Sabila Fadli, anak Fadli Zon, selama berada di Amerika Serikat. Sindiran ini sekaligus serangan balik kepada DPR yang berencana membentuk panitia khusus kasus RS Sumber Waras yang diduga melibatkan Ahok.
"Kenapa enggak bikin pansus ke New York gitu bilang," singkat Ahok di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (28/6).
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membantah mengirimkan surat pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York. Dia menegaskan tak meminta agar putrinya bernama Shafa Sabila Fadli diberikan fasilitas selama mengikuti kegiatan summer camp Stage Manor di Loch Sheldrake, Amerika Serikat.
"Tidak ada permintaan penyediaan fasilitas negara, baik secara pribadi maupun institusi kepada pihak KJRI New York untuk anak saya Shafa Sabila selama kegiatannya di New York," kata Fadli melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/6).
Dia berdalih hanya meminta staf sekretariatnya memberitahukan ke pihak KJRI New York tentang kegiatan anaknya di kota itu. Agenda tersebut berlangsung dari 12 Juni hingga 12 Juli 2016.
Serangan Ahok ke Fadli Zon yang berhubungan dengan Amerika Serikat bukan kali ini saja. Belum lepas dari ingatan kita saat Fadli Zon dan Setya Novanto berkunjung ke Amerika Serikat dan mendatangi kampanye calon presiden AS Donald Trump. Saat itu Fadli Zon dan Setya Novanto dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI atas dugaan pelanggaran kode etik karena menghadiri kampanye di negara lain.
Ahok menyindir Fadli yang tertangkap kamera berdiri di belakang Donald Trump. Fadli juga sempat berdiri di barisan depan.
"Terus bilangin lain kali kalau foto di belakang Donald Trump enggak usah cengar-cengir begitu bilang, malu-maluin tuh mukanya tuh," kata Ahok beberapa waktu lalu.
MKD hanya menjatuhkan sanksi ringan atas aksi Setya Novanto dan Fadli Zon saat itu. Alasannya, tidak ada pelanggaran hukum.
"Masuknya pelanggaran kepatutan atau etika. Hasilnya kita lakukan rapat internal MKD memutuskan untuk menyampaikan pada pimpinan DPR, supaya berhati-hati di dalam menjalankan tugas. Kami sampaikan kepada pimpinan DPR memang mereka menjalankan tugas, tapi dalam menjalankan tugas harus berhati-hati. Agar pimpinan DPR ke depan berhati-hati. Ke depan itu tentu menjadi pembelajaran," kata Surahman.
Comments