Pemprov DKI melakukan kerja sama dengan 40 lembaga atau instansi untuk berbagai program kesejahteraan masyarakat. TNI pun menjadi salah satu instansi yang dilibatkan pada program-program tersebut termasuk program ramah anak.
Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI dan 40 lembaga/instansi dilaukan di Ruang Pola, Gedung Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (28/6/2016). Kerja sama yang dilakukan adalah terkait program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga, pemberdayaan masyarakat, perempuan dan perlindungan anak.
Sebanyak 40 lembaga/instansi melalui anggota maupun personelnya akan menjadi pendamping di rusun dan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Bukan hanya untuk anak-anak saja, para pendamping akan terlibat membantu warga Jakarta, terutama ibu-ibu, terkait dengan program-program yang sudah disebutkan sebelumnya.
"Kerja sama ini kita harapkan RPTRA ini fungsinya sesuai tujuan dan melibatkan semua orang. SKPD harus menjadi konsultan, kontraktor melayani mereka. RPTRA dan rusun, termasuk yang ini, rumah KB. Tapi dua fokus besar adalah RPTRA dan rusun," ujar Ahok usai penandatangann MoU.
Pada program ini, Ahok berharap akan ada banyak berbagai kegiatan pelatihan-pelatihan yang akan dilaksanakan. Tempatnyanya adalah rusun-rusun dan RPTRA-RPTRA yang ada di DKI.
"Kita mau bangun banyak super blok. Super blok bisa untuk ribuan orang. Ini bentuk pelatihan, pendampingan supaya mereka mengerti. Supaya otak dan perut mereka penuh, dompetnya penuh," jelas Ahok.
Pada dasarnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Untuk itu diperlukan bantuan dari berbagai pihak, terutama ke-40 lembaga/instansi tadi, yang akan memberikan pelatihan maupun pendampingan.
Salah satu instansi yang terlibat dalam kerja sama adalah Kodam Jaya sebagai perwakilan dari TNI. Pemprov DKI memberikan sarana atau fasilitas tempat, maka perwakilan dari 40 lembaga ini yang akan menjadi tutor atau pendampingnya. Sementara SKPD akan bertindak melakukan supervisi.
"Kodam bisa latih macam-macam, terserah mereka maunya apa. Saya mengundang beliau-beliau ini datang karena kami punya RPTRA dan rusun," kata Ahok.
"Anda punya kajian akademik, mau kerja atau mau sosial pun pusatnya di sini saja. Nggak usah bikin tempat, sewa tempat. Kan tujuannya melatih orang kan," lanjut dia.
Salah satu contoh yang diberikan Ahok adalah bagaimana kelompok dari ibu-ibu dengan latar belakang pendidikan agama dapat membantu anak-anak mengaji. Harapannya adalah untuk meningkatkan keimanan dan membuat mereka menjadi lebih pintar lagi jika mendapat tambahan pelajaran.
"Kayak ibu-ibu muslimat, kita harapkan semua anak-anak muslim di usia 12 tahun khatam Al Quran. Nah mungkin mereka bisa kirim orang untuk melatih gimana Al Quran, kan mereka bisa hafal berapa jus, bisa ikut MTQ," tutur Ahok.
Sementara itu Kapendam Jaya Kolonel Inf Heri Prakosa saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya menyambut baik kerja sama dengan Pemprov DKI ini. Nantinya pendampingan akan dilakukan oleh para Babinsa di wilayah masing-masing.
"Melalui Kodim-kodim, koramil-koramil dan ujungnya Babinsa melaksanakan pendampingan," terang Heri kepada detikcom, Selasa (28/6).
Tak hanya sekedar ikut membantu dalam program-program ramah anak, jajaran Kodam Jaya pun akan terlibat pada program sosialisasi pencanangan KB maupun kesehatan masyarakat. Ini berkesinambungan dengan program nasional TNI Manunggal KB dan kesehatan yang bekerja sama dengan BKKBN dan Kemenkes.
"TNI itu dibutuhkan daya juangnya, untuk pendampingan. Teknis kan para bidan dan penyuluh. Nanti sosialisasi, pencanangan sampai dengan akseptor KB dilaksanakan Babinsa," ungkap dia.
"Jadi Babinsa lebih pada semangat juangnya. Mengajak akseptor untuk mau datang, bahkan kadang dijemput ke rumahnya. Penyuluh KB pun jadi semangat karena respon positif akibat keterlibatan Babinsa," tutup Heri.
Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI dan 40 lembaga/instansi dilaukan di Ruang Pola, Gedung Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (28/6/2016). Kerja sama yang dilakukan adalah terkait program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga, pemberdayaan masyarakat, perempuan dan perlindungan anak.
Sebanyak 40 lembaga/instansi melalui anggota maupun personelnya akan menjadi pendamping di rusun dan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Bukan hanya untuk anak-anak saja, para pendamping akan terlibat membantu warga Jakarta, terutama ibu-ibu, terkait dengan program-program yang sudah disebutkan sebelumnya.
"Kerja sama ini kita harapkan RPTRA ini fungsinya sesuai tujuan dan melibatkan semua orang. SKPD harus menjadi konsultan, kontraktor melayani mereka. RPTRA dan rusun, termasuk yang ini, rumah KB. Tapi dua fokus besar adalah RPTRA dan rusun," ujar Ahok usai penandatangann MoU.
Pada program ini, Ahok berharap akan ada banyak berbagai kegiatan pelatihan-pelatihan yang akan dilaksanakan. Tempatnyanya adalah rusun-rusun dan RPTRA-RPTRA yang ada di DKI.
"Kita mau bangun banyak super blok. Super blok bisa untuk ribuan orang. Ini bentuk pelatihan, pendampingan supaya mereka mengerti. Supaya otak dan perut mereka penuh, dompetnya penuh," jelas Ahok.
Pada dasarnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Untuk itu diperlukan bantuan dari berbagai pihak, terutama ke-40 lembaga/instansi tadi, yang akan memberikan pelatihan maupun pendampingan.
Salah satu instansi yang terlibat dalam kerja sama adalah Kodam Jaya sebagai perwakilan dari TNI. Pemprov DKI memberikan sarana atau fasilitas tempat, maka perwakilan dari 40 lembaga ini yang akan menjadi tutor atau pendampingnya. Sementara SKPD akan bertindak melakukan supervisi.
"Kodam bisa latih macam-macam, terserah mereka maunya apa. Saya mengundang beliau-beliau ini datang karena kami punya RPTRA dan rusun," kata Ahok.
"Anda punya kajian akademik, mau kerja atau mau sosial pun pusatnya di sini saja. Nggak usah bikin tempat, sewa tempat. Kan tujuannya melatih orang kan," lanjut dia.
Salah satu contoh yang diberikan Ahok adalah bagaimana kelompok dari ibu-ibu dengan latar belakang pendidikan agama dapat membantu anak-anak mengaji. Harapannya adalah untuk meningkatkan keimanan dan membuat mereka menjadi lebih pintar lagi jika mendapat tambahan pelajaran.
"Kayak ibu-ibu muslimat, kita harapkan semua anak-anak muslim di usia 12 tahun khatam Al Quran. Nah mungkin mereka bisa kirim orang untuk melatih gimana Al Quran, kan mereka bisa hafal berapa jus, bisa ikut MTQ," tutur Ahok.
Sementara itu Kapendam Jaya Kolonel Inf Heri Prakosa saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya menyambut baik kerja sama dengan Pemprov DKI ini. Nantinya pendampingan akan dilakukan oleh para Babinsa di wilayah masing-masing.
"Melalui Kodim-kodim, koramil-koramil dan ujungnya Babinsa melaksanakan pendampingan," terang Heri kepada detikcom, Selasa (28/6).
Tak hanya sekedar ikut membantu dalam program-program ramah anak, jajaran Kodam Jaya pun akan terlibat pada program sosialisasi pencanangan KB maupun kesehatan masyarakat. Ini berkesinambungan dengan program nasional TNI Manunggal KB dan kesehatan yang bekerja sama dengan BKKBN dan Kemenkes.
"TNI itu dibutuhkan daya juangnya, untuk pendampingan. Teknis kan para bidan dan penyuluh. Nanti sosialisasi, pencanangan sampai dengan akseptor KB dilaksanakan Babinsa," ungkap dia.
"Jadi Babinsa lebih pada semangat juangnya. Mengajak akseptor untuk mau datang, bahkan kadang dijemput ke rumahnya. Penyuluh KB pun jadi semangat karena respon positif akibat keterlibatan Babinsa," tutup Heri.
Comments