Skip to main content

Warga Bantar Gebang sangkal truk sampah DKI ditolak karena konflik

Sejumlah warga bermukim di sekitar TPST Bantar Gebang membantah aksi pengusiran truk sampah DKI Jakarta, merupakan buntut dari diterbitkannya SP-3 oleh Pemprov DKI kepada pengelola TPST itu.

"Apa itu SP 3? Itu bukan urusan kami. Itu urusan antara Pemprov DKI dan pengelola," kata koordinator aksi, Wandi, di TPST Bantar Gebang, Rabu (22/6).

Wandi menyatakan, aksi ini bukan merupakan pengadangan. Namun dia beralasan sebagai kontrol. Sebab dalam perjanjian, maksimal sampah dibuang ke TPST Bantar Gebang hanya 2.000 ton per hari.

"Berdasarkan timbangan yang kami pantau sejak pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB, sudah 2.000 ton sampah yang masuk," kata ketua RT 01/RW 5, Kelurahan Ciketing Udik, Gunin.

Gunin mengatakan, penolakan serupa akan terus dilakukan. Menurut dia, warga hanya menginginkan sampah DKI yang dibuang setiap hari tak lebih dari 2.000 ton.

"Sisanya terserah mau dibuang kemana. Kami hanya ingin yang dibuang sebanyak 2.000 ton per hari," ujar Gunin.

Gunin mengaku warganya sudah lama mengidap akibat banyaknya sampah yang dibuang ke TPST Bantar Gebang. Bahkan, air tanah di tempatnya sudah tak layak dikonsumsi karena tercemar.

"Kami yang paling dekat dengan TPST, sudah puluhan tahun merasakan dampaknya," ucap Gunin.

Berdasarkan informasi diterima merdeka.com, kemarin malam Pemerintah DKI Jakarta memberikan SP 3 ke pengelola TPST Bantar Gebang. Yaitu PT Godang Tua Jaya dan PT Navigat Organic Energy Indonesia, ke kantor mereka di TPST Bantar Gebang.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...