Skip to main content

Di Depan Komisi III DPR, Tito Jawab Tudingan Terima Uang dari Labora Sitorus

Calon Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi tudingan soal dugaan dia menerima aliran dana dari Aiptu Labora Sitorus saat menjadi Kapolda Papua. Klarifikasi itu untuk menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Aboebakar Al-Habsyi. 

Tito menuturkan, saat melakukan penyelidikan, Polda Papua menemukan adanya catatan Labora memberikan uang ke sejumlah orang. Termasuk di dalamnya catatan uang yang diberikan ke Kapolda sebanyak 3 kali. 


"Ada juga catatan Labora tentang beri uang ke siapa-siapa. Sudah pemeriksaan ke Polda dan Mabes. Pernah beri uang ke Kapolda 3 kali," kata Tito saat menjalani fit and proper test di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2016). 

Dalam catatan tersebut, uang diberikan pada bulan Maret, Agustus dan November 2013. Tito mengaku tak tahu aliran dana dari Labora di bulan Maret dan Agustus 2013. Pasalnya dia baru menjadi Kapolda Papua pada September 2013. 

"Saya jadi Kapolda (Papua) September 2013. Maret dan Agustus saya tidak tahu. Yang November, kita lakukan pemeriksaan yang bersangkutan (Labora)," papar Tito. 

Dari pemeriksaan itu, Labora mengaku uang diserahkan ke Kapolres Sorong yang berjanji akan diserahkan ke Kapolda. "Praktiknya tidak pernah diberikan kepada saya. Bisa dicek," tegas Tito. 

Begitu menjabat Kapolda Papua, Tito menegaskan bahwa tidak boleh ada Kapolres yang memberi uang kepadanya untuk naik pangkat. Bila mereka nekat akan ditindak tegas. Walhasil Kapolres yang menerima uang dari Labora tersebut tak berani menyerahkan uang ke Tito Karnavian. 

"Kapolres ini tidak berani, dan serahkan lagi ke Labora. Saya tahu ada iktikad buruk. Dia saya copot dan jadi staf di Polda di bagian perencanaan," kata Tito. 

"Kecuali, kalau dia benar (tetap) jadi Kapolres Sorong, berarti saya terima uang itu," tegas Tito. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...