Skip to main content

Hasan Nasbi Duga Pengakuan Mantan PJ Hanya untuk Mendiskreditkan "Teman Ahok"

Pendiri lembaga survei Cyrus Network sekaligus mentor relawan "Teman Ahok", Hasan Nasbi menduga ada motif buruk dari pengakuan mantan Teman Ahok soal kecurangan pengumpulan KTP. Hasan menjelaskan, dugaan tersebut yaitu, pertama, ada kemungkinan tudingan itu untuk menghancurkan Teman Ahok.
Kedua, tuduhan tersebut untuk bertujuan untuk memisahkanTeman Ahok dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketiga, ingin menekan Ahok agar merapat ke partai politik pada Pilkada DKI 2017.
"Motifnya apa, kami tidak bisa menebak. Bisa jadi membuatTeman Ahok tidak lagi dipercayai oleh Ahok, bisa jadi. Tapi saya nggak tahu yang mana motifnya," ujar Hasan saat ditemui di Graha Pejanten, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2016).
Sebelum isu miring soal pengumpulan KTP, Teman Ahok juga diterpa isu tidak sedap soal aliran dana sebesar Rp 30 miliar yang diberikan pengembang reklamasi kepada Teman Ahok.
Menanggapi masalah yang datang silih berganti menerpa Teman Ahok, Hasan menilai ada skenario yang sudah diatur untuk mengskreditkan Teman Ahok. (Baca: Kesaksian PJ "Teman Ahok" soal Pemecatan, Modus Kecurangan, dan Biaya Sewa Kafe)
"Saya pikir ujung-ujungnya mengskreditkan anak-anak muda ini yang bergairah, yang ikut partisipasi politik yang baru pertama kali saya lihat. Mereka dicoba untuk dihancurkan oleh orang-orang yang lebih senior," ujar Hasan.
Selain mengaku memalsukan KTP, kelima mantan Teman Ahokmenuding bahwa biaya yang dikeluarkan "Teman Ahok" mencapai Rp 12 miliar lebih. Salah satu pengeluaran untuk membiayai honor penanggung jawab (PJ) posko sebanyak 153 posko dengan anggaran sebesar Rp 382 juta perbulan.
Namun Teman Ahok membantah pernyataan tersebut dengan menyebut posko Teman Ahok tidak mencapai 153 posko. TapiTeman Ahok mengakui bahwa ada dana operasional sebesar Rp 500.000 per minggu yang dikeluarkan untuk mendanai biaya operasional dari sebagian relawan Teman Ahok. (Baca: Ahok: "Teman Ahok" jika Dapat Rp 30 Miliar, Mukanya Sudah Berubah Hijau Kuning)

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...