Skip to main content

Ahok Tak Akan Turuti Langkah Hukum yang Diambil Yusri

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersikeras menyebut Yusri Isnaeni, ibu pelapor Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebagai seorang pencuri.
Sehingga, ia menegaskan tidak akan menuruti permintaan Yusri saat melaporkan orang nomor satu di ibu kota itu kepada Polda Metro Jaya. 
"Saya marah-marah karena anda (Yusri) mencuri uang, enak aja ambil-ambil uang kita. Itu pelanggaran tahu enggak," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (17/12/2015). 
Selain itu, lanjut dia, Yusri telah mencairkan dana KJP anaknya. Padahal, seharusnya penggunaan KJP tidak bisa dicairkan atau harus ditarik non tunai.
Penggunaan KJP dengan sistem non tunai telah diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 174 Tahun 2015 tentang bantuan biaya operasional pendidikan bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu melalui KJP.
Sehingga, Basuki mengancam bakal menggugat Yusri secara hukum. (Baca: Ahok Protes Digugat Ibu Pengadu KJP)
"Saya sebagai Gubernur harus menjamin uang rakyat tidak dicuri. Kalo anda menguangkan, berarti anda mengambil uang yang bukan hak anda, itu namanya mencuri, jelas," kata Basuki.
Sementara secara pribadi, Basuki mengizinkan Yusri serta warga Jakarta lainnya untuk dapat mencairkan dana KJP. Hal ini dapat menjadi strategi kampanye pemenangannya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
"Saya ngapain ribut-ribut sama orang satu keluarga tidak pilih saya, saya rugi, tidak jadi gubernur lagi. Mending saya lolosin saja semua KJP, ambil uang seenakmu," kata Basuki. 
"Tapi saya lebih baik tidak anda pilih, asal uang rakyat tidak dicuri," kata Basuki lagi. (Baca: Ahok Dilaporkan ke Polisi Terkait Pencemaran Nama Baik dan Fitnah)

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...