Skip to main content

Bersebelahan dengan Masjid yang Gelar Jumatan, Ini Cara Gereja Mahanaim Atur Kebaktian Natalnya

Hari ini, sejumlah gereja yang berdekatan dengan masjid akan menggelar ibadah perayaan natal yang hampir bersamaan dengan pelaksanaan shalat Jumat. Salah satunya adalah Gereja Protestan Mahanaim di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Sekretaris Jemaat Gereja Mahanaim Merry Dauhan mengatakan, kebaktian di gereja yang bersebelahan dengan Masjid Al-Muqarrabin ini direncanakan akan digelar seperti biasa. Tak ada pemajuan maupun pemunduran jadwal. 

"Rencananya mulai jam 09.00 sampai sekitar pukul 11.00," ujar dia saat ditemui, Kamis (24/12/2015). 

Meski bersebelahan dengan masjid, Merry mengatakan tidak akan ada persiapan khusus. Menurut dia, hidup berdampingan selama puluhan tahun telah membuat pihak gereja dan masjid dapat memahami satu sama lain. 

"Kalau kami lagi ada kebaktian, sementara di Masjid Al-Muqarrabin tidak, jemaat kami biasa numpang parkirnya di halaman masjid. Begitu juga sebaliknya," ujar dia. 

Merry menjelaskan, kebaktian di Gereja Protestan Mahanaim akan digelar di dua tempat, masing-masing di gereja yang berlokasi di Jalan Enggano dan satunya di Jalan Melur, masih di kawasan Tanjung Priok. 

Ia mengatakan, untuk kebaktian di Jalan Enggano diperkirakan akan dihadiri sekitar 800 jemaat, seperti halnya kebaktian malam natal. "Jemaat kami juga ada yang dari Priok. Ada juga yang dari Cipulir, Bekasi sama Bogor," ucap Merry. 

Gereja Protestan Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabin adalah dua tempat ibadah yang saling bersebelahan. Kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1959, saat masjid difungsikan, menyusul gereja yang sudah lebih dulu berdiri dua tahun sebelumnya. 

Saat ini, kedua bangunan ini hanya dibatasi tembok yang tingginya hanya sekitar 1,5 meter.

Hidup berdampingan selama puluhan tahun telah membuat jemaat Gereja Protestan Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabin dapat saling menghargai satu sama lain. Tidak pernah terjadi gesekan yang disebabkan ada umat di satu pihak yang mengeluhkan kegiatan umat yang lain. 

Hal tersebut dilontarkan oleh Sekretaris Jemaat Gereja Mahanaim Merry Dauhan. Merry yang sudah sejak kecil menjadi jemaat Gereja Protestan Mahanaim mengatakan bahwa sejak masih kecil, ia mengaku tidak pernah mendengar ada jemaatnya yang mengeluhkan kegiatan yang diadakan pengurus masjid. 

"Sejak saya kecil, pengurus gereja kami juga selalu mengajarkan untuk selalu menjaga toleransi dengan pihak masjid," kata Merry di Gereja Protestan Mahanaim, Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (24/12/2015). 

Menurut Merry, sikap saling menghargai juga terlihat dari saling berbaginya lahan parkir. "Kalau kami lagi ada kebaktian, sementara di Masjid Al-Muqarrabin tidak, jemaat kami biasa numpang parkirnya di halaman masjid. Begitu juga sebaliknya," ujar dia. 

Ucapan Merry benar adanya. Pantauan Kompas.com saat digelarnya kebaktian malam natal, cukup banyak jemaat gereja yang memarkirkan kendaraan roda duanya di halaman masjid. 

Tidak hanya soal parkir, Merry mengatakan, pada 2012, pihak gereja sempat meniadakan kebaktian pagi untuk memberi kesempatan jamaah masjid menunaikan salat Ied. Kondisi itu terjadi saat Idul Fitri 2012 yang saat itu jatuh pada hari Minggu. 

"Saat itu kami meniadakan kebaktian yang jam 06.00. Jadi pada hari itu hanya ada kebaktian yang siang," ujar dia. 

Sementara itu, salah seorang pengurus masjid, Suhardi mengatakan, selama ini tidak pernah ada pengajuan keberatan dari masing-masing pihak seputar kegiatan keagamaan yang tengah dilaksanakan di salah satu tempat. 

Ia menilai hal itu juga lah yang membuat masing-masing pihak tidak perlu lagi mengajukan izin apapun saat akan hendak menggelar kegiatan. "Udah saling ngerti. Lagian kita kan juga sama-sama orang sini. Biasa duduk dan ngobrol-ngobrol bareng," ujar dia. 

Tidak hanya itu, ia juga menyebut, sejumlah pemuda muslim setempat cukup rutin membantu pihak gereja bila hendak menggelar acara. "Yang kerja di gereja banyak juga yang Islam," ujar dia. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...