Skip to main content

Ketika Rano Karno Membandingkan Anggaran Pendidikan di Wilayah Ahok

APBD DKI Jakarta memang besar, termasuk anggaran untuk pendidikan. Ini membuat 'iri' daerah lain. Gubernur Banten Rano Karno dan Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengungkapkan keluhnya dengan cara yang cair, santai, dan jenaka.

Hal ini diungkapkan saat diskusi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kartini, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (22/12/2015). Diskusi ini bertajuk 'Pengelolaan Guru, Sentralisasi atau Desentralisasi', digelar Indonesia Corruption Watch (ICW).

Wali Kota Pontianak Sutarmidji awalnya membandingkan anggaran pendidikan di Jakarta yang besar daripada daerah lain. "Pada dasarnya masalahnya sama (soal pendidikan). Hanya bedanya, punya Pak Ahok duitnya banyak (APBD DKI -red)," kata  Sutarmidji dengan jenaka disambut tawa sekitar seratus orang dalam ruangan. Diskusi ini dihadiri oleh guru-guru juga.

Meski begitu, Sutarmidji mengungkapkan Pontianak mempunyai pemetaan pendistribusian guru yang jempolan. Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan menilai Pontianak bagus dalam hal itu.

Gubernur Rano Karno giliran berbicara setelah datang agak terlambat. Dia menyatakan baru tahun ini Banten mempunyai anggaran pendidikan yang bisa memenuhi ketentuan Undang-undang, yakni 20 persen dari APBD.

"Anggaran pendidikan kita 21,75 persen dari APBD," kata Rano.

Rano mengakui, banyak sekolah roboh dan seperti kandang kambing di wilayahnya. Namun dengan postur APBD Banten sekarang, itu adalah kesempatan Banten membangun pendidikannya.

Sampai sekarang, kesejahteraan guru di Banten juga masih menyedihkan. Gaji kurang dan tunjangan kurang adalah hal biasa. Rano akan membenahi permasalahan kesejahteraan guru itu.

Ada disparitas pembagian jumlah guru berkualitas. Kebanyakan guru yang berkualitas berkutat kerja di wilayah Tangerang. "Tapi jarang yang mau di wilayah Pandeglang, di Lebak," kata Rano.

Dunia pendidikan adalah pondasi membangun generasi baru. Banten akan segera fokus membangun di wilayah selatan. Karena di wilayah itu terdapat kesenjangan, dalam hal ini soal pendidikan. Namun kualifikasi standar sarjana untuk guru masih berat dipenuhi Banten.

"Kalau Jakarta gampang (soal mengejar standar guru). Tunjangan besar, gaji besar. Tapi di Banten, enggak bisa. Mudah-mudahan 10 tahun lagi bisa saya kejar," ujar Rano membandingkan dengan wilayah Ahok. Ahok sendiri duduk di sampingnya sambil senyum.

APBD DKI 2016 sebesar Rp 66 Triliun. Anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBD. Gubernur Ahok menyatakan anak-anak yang tak mampu harus diberikan uang untuk sekolah. 

"Dibanding biaya sekolah swasta, ternyata indeks satu murid itu lebih mahal di negeri, gila enggak? Karena gurunya kita bayar mahal, beli alatnya juga mahal. Di DKI beli scanner satu sekolah Rp 3,8 miliar, beli UPS Rp 6 miliar, elektronik sistem manajemen sekolahan Rp 5 miliar. Satu sekolah loh!" tutur Ahok disambut tawa. Ahok menyindir anggaran siluman yang terkenal dengan anggaran UPS tahun 2014 lampau.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...