Skip to main content

Keras hati Ahok lawan seorang cuma karena ditanya KJP

Sifat emosional Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, terkenal tak bisa dikontrol. Dia tak pandang bulu bicara ketus pada orang-orang yang dianggap melakukan pelanggaran dan kecurangan.

Prilaku tersebut tidak hanya ditujukan pada anak buahnya. Baik orang yang bermitra dengan DKI maupun warga biasa juga disemprot kalau dipandang tak sesuai dengan cara berpikirnya.

Seperti yang terjadi antara dirinya dengan Yusri Isnaeni, seorang ibu warga Koja, Jakarta Utara. Hanya karena ditanya soal keanehan Kartu Jakarta Pintar (KJP) milik anaknya, ibu tersebut langsung didamprat dan disebut sebagai maling.

Kata maling itu diucapkanya berkali-kali. Ibu tersebut kemudian tersinggung.

Ahok, sapaan Basuki, kemudian dia laporkan ke polisi. Ahok pun digugat Rp 100 miliar.

Rupanya tantangan Yusri ditanggapi santai. Dia pun melawan balik ibu berjilbab tersebut.

Meski semula santai digugat dan dipolisikan, Ahok kemudian memilih bersikap tegas. Dia mengancam akan membawa kasus penyelewengan penggunaan KJP yang dilakukan Yusri ke hukum. 

"Ya sudah kamu gugat, saya gugat. Kita proses aja," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (17/12).

Dia menilai ibu tersebut ngeyel. Sudah melanggar aturan, malah melaporkan dirinya ke penegak hukum.

"Sekarang gimana coba bilang, saya kan mengamankan uang KJP. Saya ada pergub mengatur KJP enggak bisa ditarik uang kontan. Sekarang ibu itu mengaku mengambil uang kontan," jelasnya.

""Yang ada harusnya kamu mendampingi anak kamu untuk belanja. Ya sudah kamu gugat kami juga akan penjarain kamu. Gimana sudah jelas kamu mencuri uang KJP, tapi tidak terima dibilang mencuri," sambung Ahok dengan nada tinggi.

Ahok mengancam akan menuntut Yusri kembali dengan UU Perbankan. "Hanya saya dia protes, itu dari sisi perbankan saya bisa gugat dia tuntut 12 tahun penjara. Sayan bisa tuntut karena dia gunakan atm milik anaknya," tegasnya.

 Dia yakin, tindakan Yusri melawannya karena dibekingi seseorang. Dia juga melihat curhatan Yusri di media tak ubahnya seperti bermain sinetron, sehingga dia tak perlu merasa bersalah bersikap tegas pada Yusri.

"Siapa bilang saya minta maaf? Ngarang saja. Ngapain saya minta maaf sama orang yang mencuri uang rakyat? Itu dia orang kayak pemain sinetron. Saya gugat dia. Itu orang salah," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (17/12).

Ahok menegaskan, apa yang dia lakukan sudah sesuai dengan Pergub yang ada, sehingga berhak menolak bahkan marah jika ada yang tak beres dan berujung suatu pelanggaran.

"Saya juga marah-marah. Enak saja dia mengambil uang kita. Itu pelanggaran. Kalau kamu mengambil uang kontan itu pelanggaran, terus kamu menggunakan ATM anakmu itu pelanggaran, jelas!" ucap Ahok dengan nada tinggi.

"Makanya sebagai Gubernur, saya bilang itu mencuri uang. Saya harus menjaga uang rakyat supaya tidak dicuri. Kalau anda mau menguangkan, berarti anda mengambil uang yang bukan hak Anda. Itu mencuri," tambahnya.

Lanjut Ahok, secara pribadi sebetulnya dia tak mau adanya keributan seperti ini. Hanya saja, ujar dia, ibu Yusri yang bersalah bukannya ada itikad baik, malah melaporkan dirinya ke Polda Metro Jaya hingga menggugat sebesar Rp 100 miliar. Hal itu yang membuat Ahok naik pitam.

"Saya kalau secara pribadi, saya ngapain ribut sama orang. Satu keluarga gak pilih saya, ya saya rugi bisa-bisa nggak jadi gubernur. Kalau saya berpikir secara pribadi dan milik pribadi, ambil aja KJP seenakmu, asal pilih saya," ucapnya.

"Ini saya lakukan apa? Ya lebih baik anda tidak pilih saya, asal APBD tidak Anda pencuri. Ini sistem dan memang harus saya lakukan sebagai kapasitas Gubernur," tutupnya.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...