Skip to main content

"Sedih Juga 'Ninggalin' Bukit Duri, tetapi Mau Bagaimana Lagi?"

Pada Rabu (23/12/2015) pagi ini, Adi (36) harus meninggalkan kawasan Bukit Duri, tempat dirinya dilahirkan.
Banyak kenangan tersimpan di rumahnya yang terletak di sekitar bantaran Kali Ciliwung itu, mulai dari menghabiskan masa remaja sampai membesarkan kedua buah hatinya.
Meski sedih, ia mengaku rela meninggalkan lokasi yang terletak di Jakarta Selatan tersebut.
"Sedih juga harus ninggalin Bukit Duri, tetapi mau bagaimana lagi, ini kan sudah peraturan yang harus kita ikuti," ucap Adi saat ditemui Kompas.com, Rabu.
Selain itu, Adi mengaku tak akan lupa pada kenangan saat banjir menggenangi rumah-rumah di Bukit Duri. Pria berkulit sawo matang itu bercerita, pada tahun 2007 silam, ketinggian air bisa melebihi atap rumahnya. Walau begitu, ia tak pernah terpikir untuk pindah ke tempat lain.
"Saya betah, lagi pula sudah terbiasa sama banjir yang rutin terjadi," tutur lelaki yang berprofesi sebagai sopir ini.
Namun, kini Adi akan memulai babak baru dalam hidupnya. Dia akan mengawali hidup di Rusun Cipinang Besar, Jakarta Timur.
"Saya kebetulan sudah pernah lihat rusunnya. Kondisi ruangannya bagus," ungkapnya.
Adi berharap, ia dan keluarganya kelak bisa betah dan hidup lama seperti saat tinggal di Bukit Duri.
"Semoga saja sreg, jadi bisa tinggal di sana sampai anak-anak nanti besar," tutur pria berambut cepak ini.
Selain Adi, warga RT 15 RW 10 Bukit Duri, Yadi (50), juga harus rela meninggalkan rumah yang telah ditempatinya sejak tahun 1984. Walau sedih, ia berujar tak mampu menolak perintah dari sang Gubernur.
"Sedih juga, tetapi saya bisa apa, Gubernur yang punya kuasa, jadi enggak mungkin kita ngelawan," ucap pria paruh baya ini.
Cerita saat banjir
Menurut Yadi, ada satu cerita unik, yaitu banjir yang kerap melanda Bukit Duri. Peristiwa ini menjadikan dia dan warga lain selalu sigap saat banjir datang.
"Setahun kan ada 12 bulan, tiga bulan di antaranya kita sudah siap terendam air. Karena tinggal di dekat bantaran kali, ya kita sudah siap nanggung risikonya," kata pria yang bekerja sebagai tukang permak celana jeans ini.
Namun, ia kini hanya bisa menyimpan kenangan tersebut. Dia harus menatap kehidupan barunya di Rusun Cipinang Besar.
Menurut dia, rusun yang akan menjadi tempat tinggalnya memiliki lokasi yang strategis. Selain itu, harga sewa, setelah masa gratis selama tiga bulan, pun dinilai cukup terjangkau.
"Harga Rp 300.000 ini jauh lebih murah dari nyewa kontrakan yang bisa lebih dari Rp 500.000," ujarnya.
Yadi pun mengaku tidak menyesal harus pindah ke rusun tersebut. Ia malah berterima kasih karena bisa diberi tempat tinggal di rusun tersebut.

 Kepala Bidang Pelaksanaan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Bastari menyampaikan, pihaknya berencana melebarkan Kali Ciliwung sampai 30 meter ke arah Bukit Duri.

Terkait rencana ini, sejumlah warga di Bukit Duri dipindahkan ke Rusun Cipinang Besar Selatan, Rabu (23/12/2015). (Baca: Warga Bukit Duri Dipindahkan ke Rusun Cipinang Besar Selatan)

"Saat ini Kali Ciliwung ukurannya sekitar 10-15 meter. Nantinya akan diperlebar sampai 30 meter ke arah Bukit Duri," ujar Bastari di Jakarta, Rabu.

Pelebaran ini akan dilakukan di sepanjang 250 meter Kali Ciliwung. Rencananya proyek pelebaran Kali Ciliwung ini mulai dikerjakan pada Januari 2016. 

Diprediksi pula, pengerjaan itu akan memakan waktu lebih kurang dua bulan. "Kita memprediksi sekitar dua bulan, jadi ya paling akhir bulan Maret 2016 nanti sudah bisa rampung," ujar Bastari. 

Namun, menurut dia, pengerjaan proyek pelebaran Ciliwung tersebut bisa saja ditunda karena Januari telah memasuki musim hujan. (Baca: Normalisasi Kali Ciliwung Ditargetkan Beres Akhir 2016)

"Kalau nantinya hujan besar sampai menimbulkan banjir, proses pengerjaan akan ditunda dulu sampai airnya surut," ucap Bastari. 

Sebelumnya, sejumlah warga yang bermukim di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, dipindahkan ke Rusun Cipinang Besar Selatan pada Rabu (23/12/2015). 

Ada 82 keluarga yang siap dipindahkan ke rusun tersebut. Namun, untuk hari ini, baru enam keluarga yang dipindahkan. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...