Skip to main content

Penumpang Hendra yang Uangnya Ratusan Juta Tertinggal: Terima Kasih Sopir Taksi Jujur

Hendra Purnama adalah penumpang yang uangnya sekitar Rp 200 juta tertinggal di taksi Express yang dikemudikan Ruslani. Hendra adalah seorang kontraktor dan dia saat itu membawa uang senilai Rp 4 miliar. Hendra menyampaikan rasa terima kasih yang amat sangat kepada Ruslani karena kejujurannya, uangnya kembali.

"Jujur saya terima kasih banget, karena mau mengembalikan waktu itu saya pasrah," kata Hendra yang ditemui di kantornya di Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Berikut wawancara detikcom dan Hendra:

Ceritanya bagaimana? 

Jadi waktu itu saya naik dari balai kota turun di Taman Menteng. Begitu turun saya fokus nurunin dua koper itu yang dibelakang. Sadarnya begitu taksi udah jalan baru teringat ada sisa uang saya kurang lebih Rp 200 juta di depan.

Waktu itu saya sempat panik dan kejar pakai naik ojek, karena saya nggak ingat nomor body taksi, atau supirnya sekalipun. Saya kejar sampai Kuningan, sampai di sana saya periksa satu persatu sopir taksi yang lagi mangkal, ternyata tidak ada. Akhirnya saya konsultasi dengan sopir yang lagi ngetem itu, mereka sarankan saya untuk lapor ke kantor pusat.

Begitu saya telepon ke kantor pusat saya jelaskan detil, kalau saya naik dari kantor balai kota Magrib sekitar setengah 7 (malam) dan saya bilang kalau barang yang tertinggal itu ada uang kurang lebih Rp 200 juta. Setelah diberi tahu ke kantor pusat, mereka jelaskan kalau taksi mereka sekarang pakai GPS semuanya jadi bisa dilacak. Jujur saya sempat khawatir karena saya tidak tahu nomor seri bahkan nama sopirnya sendiri saya tidak ngeh.

Begitu tahu uangnya kembali lagi gimana? 

Ya, saya berterima kasih banget karena masih ada orang jujur dan saya sendiri juga masih ditolong sama Allah.

Terus gimana mas, saat uangnya ketinggalan? 

Rasanya itu sudah macem-macem, kayak hampa, pikiran udah aneh-aneh karena saya harus gantiin uang itu dengan jual rumah jual segalanya.

Mas pekerjaan apa, kok bisa bawa uang segitu banyak?

Saya itu kontraktor, sebenarnya semalem itu saya bawa uang 4 miliar.

Serius bawa duit 4 miliar di taksi, mas bercanda kali? 

Betul kok. Makanya semalem itu saya fokus dengan dua koper itu, waktu koper sudah turun taksi sudah keburu jalan sedangkan kantong itu ketinggalan di depan.

Mas berani bawa uang segitu pake taksi pula? 

Ya sebenarnya bismilah aja, saya udah tos-tosan aja.

Terus cerita pengembalian gimana? 

Nggak lama saya telepon kantor pusat (Express), saya ditelepon balik. Mereka bilang taksinya sudah ketemu dengan nomor 1204 atas nama supir pak Ruslan, waktu itu saya disuruh kontak drivernya.

Begitu telepon, langsung diangkat sama pak Ruslan, dia bilang "Iya mas, say juga nunggu kontak sampean," saya jelasin semua ke dia, dia nggak tahu kalau itu uang isinya. Begitu saya jelasin, saya minta untuk diamanin.

Pak Ruslan sendiri bilang, nggak bisa ngasih tengah jalan karena kalau di kasih tengah jalan dia bisa kena teguran, akhirnya saya ke Pol Ciganjur.

Ada penilaian nggak buat Ruslan? 

Jujur saya terima kasih banget, karena mau mengembalikan waktu itu saya pasrah. Dan saya salut ternyata masih ada orang seperti ini di Jakarta ibaratnya 1 banding 1000 lah.

Dan bapak ini juga orangnya memang enak diajak ngobrol baik, makanya waktu dari balai kota ke taman menteng argonya itu 17 ribu, saya kasih 100 ribu. Uang kembaliannya saya kasih dia semua. Alhamdulilah ternyata bapak ini juga membalas kebaikan yang saya beri. 

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...