Skip to main content

Giliran Indro, Mongol, Raditya Dika dan Para Komika Tertawa Bareng Jokowi

 Setelah para pelawak, kini giliran para stand up comedian atau biasa disebut komika yang diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Seperti apa keseruannya?

Satu persatu para komika memasuki Istana Negara sejak pukul 12.00 WIB, Kamis (17/12/2015). Roni Immanuel alias Mongol Stress yang tampak mengenakan kemeja batik melewati security door dan sempat digoda wartawan. Mongol diperiksa menggunakan tongkat metal detector.

"Awas Pak, ahli KW itu," kata wartawan. Mongol pun senyum ke arah petugas yang memeriksanya.

Kehadiran Mongol disusul oleh Ge Pamungkas. Ge yang mengenakan kemeja batik itu tampak sedikit tergesa-gesa untuk masuk ke dalam Istana Negara. Dia pun sempat menggoda petugas Paspampres. Pasalnya, handphone dan beberapa benda pribadinya terpaksa harus dititipkan.

Saat wartawan diperbolehkan masuk, ternyata beberapa komika sudah berada di dalam. Seperti Indro Warkop, Raditya Dika, Andi Wijaya, David Nurbianto, Yudha Keling, Rahmet, Heri Hore, Randika Jamil, Bene, Ge Pamungkas, Mongol Stress, Ephi dan Ari Keriting. Mereka yang rata-rata mengenakan kemeja batik itu duduk semeja di ruang makan Istana Negara.

Sesaat kemudian Jokowi yang tampak mengenakan kemeja batik warna cokelat, menghampiri para komika. Jokowi yang didampingi Kepala Staf Presiden Teten Masduki itu menyalami satu persatu para komika.

Teten membuka acara. "Terima kasih sudah hadir. Jadi Pak Presiden ingin dialog dengan semua pihak. Kemarin dengan para pelawak, lucu banget. Jadi hari ini harus lebih lucu. Jadi, teman-teman silakan mau menyampaikan apapun kepada Presiden," kata Teten.
Foto: Ray Jordan

Indro Warkop sebagai yang diseniorkan lalu bicara. Dia mengaku bingung mengenai kehadirannya.

"Biasanya saya di sini mewakili RW. Saya sedang bingung sekarang ini sedang mewakili siapa. Kebetulan ada yang mengundurkan diri," kata Indro yang disambut tawa Jokowi dan para komika.

Indro melanjutkan bicaranya. Dia menjelaskan sedikit tentang jenis lawakan stand up. Suasana pun menjadi agak serius.

"Kami di sini sebetulnya juga bagian dari pelawak. Kita dari genre stand up comedy. Itu sebuah genre yang banyak orang bilang dari Amerika. Tapi sebetulnya di dalam negeri sudah ada dari dulu," jelas Indro. 

Indro kemudian menjelaskan, gejolak stand up comedy mulai bergairah belakangan ini. Terlebih ada beberapa komika yang mempelajari teknik komedi ini di luar negeri.

"Seperti Raditya Dika, dia lebih mengerti tentang teknis, maka dikembangkan di sini. Hampir semua TV sekarang ada stand up comedy. Yang diundang sekarang tidak hadir pun karena mereka sedang di luar kota," jelas Indro. Jokowi dan Teten mendengarkan dengan serius.

Indro juga menjelaskan, saat ini sudah banyak kompetisi stand up comedy. Jenis lawakan ini juga semakin berkembang hingga ke pelosok daerah.

"Kita kalau di kompetisi stand up comedy, kita belajar menulis dulu, sehingga mereka juga harus menyerap sesuatu dari luar. Apapun itu," katanya.

"Stand up comedy berkembang begitu luas, sehingga banyak komunitas, hampir semua daerah punya komunitas itu," tambahnya.

Jokowi kemudian meminta para komika untuk makan lebih dulu. Sayang, untuk selanjutnya acara dilakukan secara tertutup dari awak media.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...