Maryati alias Tuti (54) bekerja sepenuh hati memelihara keindahan taman. Perempuan yang diberi ponsel berkamera oleh Guberbur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini tidak segan-segan menegur keras perusak taman.
Tuti telah bekerja 17 tahun sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.
Memang, Tuti mengaku sangat menjaga taman yang biasa dirawatnya. Dia bekerja di taman median Jalan Medan Merdeka Selatan, depan Monas dan Balai Kota. Saking menjaganya, dia tak segak memukul orang yang mengencingi taman.
"Saya suka getok (memukul). Banyak yang sering buang air kecil di situ (di rumput dan pepohonan)," kata Tuti di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Saat demonstrasi berlangsung Rabu 23 Maret, Tuti lagi-lagi melihat demonstran menginjak-injak taman seenaknya dan bahkan buang air kecil. Akibatnya, sebagian taman menjadi rusak dan bau pesing menyengat hidung.
"Bukan rusak lagi, (tapi) abis," kata Tuti kesal.
"Menginjak, buang air kecil, buang sampah. Makanan dilempar saja pas berkumpul kemarin. Ada puntung rokok segala," tutur Tuti.
Saat kemarin, suasana memang ramai. Dua orang petugas taman yang laki-laki tak berani menegur pengunjuk rasa karena takut dikeroyok. Namun Tuti berani menegur para sopir angkot itu. Kini Tuti diberi ponsel berkamera agar bisa lebih maksimal menjaga taman.
"Yang lain laki-laki takut dikeroyok. Kalau saya kan ibu-ibu, mereka segan. Kalau mereka enggak pergi dari taman, saya dorong pakai sapu. Ada juga yang buang air kecil di pojok juga saya bentak. Saya getok pakai sapu saja," tutur Tuti.
Tuti telah bekerja 17 tahun sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.
Memang, Tuti mengaku sangat menjaga taman yang biasa dirawatnya. Dia bekerja di taman median Jalan Medan Merdeka Selatan, depan Monas dan Balai Kota. Saking menjaganya, dia tak segak memukul orang yang mengencingi taman.
"Saya suka getok (memukul). Banyak yang sering buang air kecil di situ (di rumput dan pepohonan)," kata Tuti di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Saat demonstrasi berlangsung Rabu 23 Maret, Tuti lagi-lagi melihat demonstran menginjak-injak taman seenaknya dan bahkan buang air kecil. Akibatnya, sebagian taman menjadi rusak dan bau pesing menyengat hidung.
"Menginjak, buang air kecil, buang sampah. Makanan dilempar saja pas berkumpul kemarin. Ada puntung rokok segala," tutur Tuti.
Saat kemarin, suasana memang ramai. Dua orang petugas taman yang laki-laki tak berani menegur pengunjuk rasa karena takut dikeroyok. Namun Tuti berani menegur para sopir angkot itu. Kini Tuti diberi ponsel berkamera agar bisa lebih maksimal menjaga taman.
"Yang lain laki-laki takut dikeroyok. Kalau saya kan ibu-ibu, mereka segan. Kalau mereka enggak pergi dari taman, saya dorong pakai sapu. Ada juga yang buang air kecil di pojok juga saya bentak. Saya getok pakai sapu saja," tutur Tuti.
Comments