Skip to main content

Keluarga Pak Raden Datangi Kemendikbud Minta Dibantu Kelola Aset Peninggalan

Keluarga Pak Raden Datangi Kemendikbud Minta Dibantu Kelola Aset Peninggalan

Keluarga pencipta boneka Unyil, Pak Raden mendatangi Kemendikbud. Pihak keluarga ingin meminta bantuan kepada Kemendikbud untuk mengelola aset peninggalan Pak Raden seperti lukisan,  sketsa, gamelan dan lain-lain.

"Dalam hal ini saya ingin mengajukan saran bagaimana mengelola aset peninggalan pak Raden karena saya tidak bisa merawat. Itu tumpukan banyak sketsa, lukisan, ada gamelan, wayang, macam-macam," kata Kartini Subekti (83), kakak kandung Pak Raden, di Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Rabu (23/3/2016).

Sahabat Pak Raden lainnya, Supobo mengatakan keluarga tidak bisa merawat karena telah berusia renta. Selain itu banyak karya asli Pak Raden yang dapat bermanfaat bila dirawat oleh pemerintah dan ditunjukan kepada publik sebagai edukasi.

Pihak keluarga membawa beberapa buku dongeng karangan Pak Raden. Pak Raden dulu dikenal sebagai pendongeng yang juga memakai bahasa Inggris, Perancis, dan Belanda. Ia juga sebagai pelukis, pemain sinetron, dan penulis dongeng anak.

"Aset ini membutuhkan tempat. Saya membutuhkan tempat untuk menyimpan ini dan bisa untuk display dan bahan cerita untuk buku perpustakaan anak-anak yang semua ada hubungannya dan gunanya untuk anak-anak," ujarnya.

Kartini mengaku kalau karya-karya Pak Raden hanya tersimpan di dalam gudang rumahnya. Hal itu ia sayangkan karena semestinya bisa lebih bermanfaat.

"Saya ingin mengajukan permohonan setidaknya pak menteri punya pemekiran untuk menyimpan ini karena ini kan menyimpan nilai historis karena mungkin di tahun-tahun berikutnya tidak akan kadaluarsa karena bersifat semuanya ini edukatif. Pak menteri memikirkan untuk kegiatan anak-anak," kata Kartini.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud Anies Baswedan berkata pemerintah bersedia untuk melanjutkan merawat aset Pak Raden. Hal itu akan disimpan pemerintah untuk dirawat dan dipublikasikan ke masyarakat sebagai bahan edukasi.

"Maka istilah kita ini merawat istilahnya bukan menerima, tapi meneruskan merawat. Bukan menerima karena bukan serah terima. Oleh karena itu kami akan siapkan secara legal supaya tidak menjadi perdebatan di lain waktu. Bila keluarga nanti inginkan hal yang berbeda di lain hari agar kita bisa memfasilitasi," kata Mendikbud Anies.

Untuk menetapkan aset inventaris milik Pak Raden, Anies mengatakan, pemerintah masih memikirkan opsi tempatnya. Yang pasti akan ditempatkan di ruang publik agar bisa dimanfaatkan masyarakat katanya. Aset itu akan pemerintah rawat agar tidak lapuk di makan usia, Anies tak mempermasalahkan memakai dana APBN karena diperkirakan memakan sedikit dana perawatan.

"Pemerintah meneruskan dan merawat aset Pak Raden untuk menyiapkan fasilitasnya apakah di Perpus Kemendikbud, baik di Museum Nasional, baik di Galnas, tapi pasti itu akan di manfaatkan," ujar Anies.

"Yang kedua agar semua masyarakat agar memperhatikan insan kreatif ini jangan sendirian dan bisa difasilitasi agar karyanya ini langgeng. Jadi kita ingin terlibat langsung agar karya ini tidak untuk di simpan di gudang saja," imbuh Anies. 



Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...