Skip to main content

67,5 Persen Pemilih PDI-P Dukung Ahok, Ini Komentar PDI-P DKI

 Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPW PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono berkomentar mengenai hasil survei Charta Politika.
Khususnya, ia berkomentar mengenai hasil survei bahwa 67,5 persen pemilih PDI-P lebih memilih Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur.
"Itu wajar saja. Kita harus melihat secara obyektif kalau Ahok itu kan incumbent. Petahana memiliki kelebihan-kelebihan," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (31/3/2016).
Gembong mengatakan, selama ini Ahok unggul dalam hasil survei karena memang belum ada calon definitif.
Bahkan, pemilih PDI-P disebut lebih memilih Ahok karena PDI-P memang belum menyelesaikan proses penjaringannya sehingga belum ada sosialisasi oleh cagub dari PDI-P ke tengah masyarakat DKI Jakarta. (Baca: Charta Politika: Mayoritas Pemilih PDI-P Pilih Ahok Jadi Cagub DKI)
"Jadi, sampai sekarang tentunya semua warga DKI Jakarta hanya terpusat atau terfokus perhatiannya kepada Ahok saja, ya kan, kepada petahana saja. Persoalannya ada di situ," ujar Gembong.
Dari hasil survei Charta Politika pada 15-20 Maret 2016, ternyata sebagian besar pemilih PDI-P di DKI Jakarta memilih Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
Dari 400 responden Charta Politika, pemilih PDI-P paling besar, yakni sebanyak 19,3 persen. Dari responden yang merupakan pemilih PDI-P itu, sebanyak 67,5 persen memilih Ahok kembali menjadi gubernur DKI Jakarta.
Kader PDI-P yang digadang-gadang menyaingi Ahok, yakni Tri Rismaharini, hanya mendapat 14,3 persen. Sementara itu, bakal cagub lainnya mendapat kurang dari lima persen, seperti Yusril Ihza Mahendra (3,9 persen), Abraham Lunggana (2,6 persen), danHidayat Nur Wahid (1,3 persen). Sisanya, 10,4 persen, tidak memilih atau tidak menjawab.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...