Skip to main content

Ongkos Perawatan Jembatan Terpanjang di Kalimantan Rp 50 M/Tahun

Ongkos Perawatan Jembatan Terpanjang di Kalimantan Rp 50 M/TahunFoto: Dina Rayanti-detikFinance
Sanggau -Jembatan terpanjang di Kalimantan, Pak Kasih Tayan, telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jembatan ini dibangun dengan biaya Rp 1,041 triliun.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hediyanto W. Husaini menjelaskan, biaya perawatan Jembatan Pak Kasih Tayan sebesar  sebesar Rp 50 miliar/tahun.

Ongkos perawatan yang cukup besar ini karena setiap jembatan yang baru berdiri perlu perlakuan khusus.

"Biasanya jembatan-jembatan baru kaya gini perawatannya lebih mahal, misal tanah-tanah itu (samping jembatan) itu longsor jadi harus ada perawatan spesial. Timbunan jalan nanti kita tambah lagi, lampu penerangan. Jadi mahal, biaya-biaya awalnya mahal, mungkin bisa sampai Rp 50 Miliar/tahun dari APBN," ujar Hediyanto, di Jembatan Pak Kasih Tayan, Selasa (22/2/2016).

Hediyanto menambahkan, jembatan ini memang belum sepenuhnya rampung dari sisi fasilitas, contohnya kelengkapan lampu penerangan. Namun, jembatan tersebut sudah bisa digunakan untuk lalu lintas.

"Ini kan memang belum komplit tapi kita mau fungsikan dengan cepat. Jadi, kita buka sudah bisa fungsi untuk operasional, kalau untuk lalu lintas sudah bisa 100%, yang belum penerangan tadi dan antisipasi untuk cegah longsor," lanjut Hediyanto.

Jembatan Pak Kasih Tayan memiliki panjang 1.650 m dan terdiri dari dua bentang, yaitu Jembatan I sepanjang 430 meter dan Jembatan II sepanjang 1.220 meter. 

Selain pembangunan Jembatan Tayan, dibangun juga jalan dengan total panjang 3,72 km yang terdiri dari Jalan Akses Utara sepanjang 0,9 km, Jalan Pulau sepanjang 0,32 km, serta Jalan Akses Selatan sepanjang 2,5 km.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  ā€” "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   āœ” @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...