Skip to main content

Ahok Berharap Warga Jakarta Betah Berkumpul di RPTRA

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/5/2015). Ahok (sapaan Basuki) menceritakan asal-usul tercetusnya ide mengenai RPTRA ini sebagai program Pemerintah Provinsi DKI. 

"Ide ini gabungan dari semua yang saya dengar. Saya dulu ketemu pak Imam Prasodjo (sosiolog UI), dia masalahin taman di Borobudur yang tak keurus," ujar Ahok di Jalan Makian, Cideng, Sabtu. 

Ahok mengatakan bahwa banyak pihak yang menyumbang ide mengenai perpustakaan serta taman ramah anak. Selain itu, dia juga mendapat banyak keluhan tentang bagaimana toko kelontong bisa bersaing dengan minimarket. 

"Lalu juga lihat istri saya, PKK ini saya lihat PKK ini kurang kerjaan nih, mesti dipoles PKK," ujar Ahok. 

Atas dasar itulah, Ahok memiliki ide untuk menggabungkan semuanya dalam satu taman yang disebut RPTRA ini. Ahok menginginkan taman ini tidak hanya dinikmati oleh anak-anak saja, tetapi juga remaja, orangtua, hingga lansia juga. 

Ahok mengatakan, taman yang ada di Jakarta biasanya tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan. Hal ini disebabkan oleh fasilitas yang tidak dapat dinikmati semuanya. Ujungnya, taman tersebut malah digunakan untuk hal-hal yang tidak baik seperti tempat transaksi narkoba. 

"Kenapa saya suka RPTRA? Karena ini bicara orang dari dalam janin sampai lansia ngumpul bersama di sini. Pasti semua betah," ujar Ahok. 

Pantauan Kompas.com, RPTRA di Cideng terhitung besar. Di tempat ini tersedia perpustakaan, masjid, lapangan olahraga, pendopo, dan juga kursi-kursi. Tempat sampah dan tempat cuci tanganpun tersebar di sini. Warga yang tinggal di sekitar RPTRA tampak berkumpul untuk melihat Ahok. 

Malam ini, Ahok tidak datang sendiri. Dia didampingi oleh istribya, Veronica Tan. Selain itu, Sekretaris Daerah Saefullah, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, dan Sosiolog UI Imam Praspojo juga hadir.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...