Skip to main content

Serangan DPR ke Jokowi akibat pembekuan PSSI

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi mengambil terobosan pada awal-awal jabatannya. Melalui surat keputusan bernomor 0137 Tahun 2015, politikus PKB ini memberikan sanksi administratif berupa pembekuan PSSI.

Hal itu merupakan salah satu langkah untuk membenahi karut-marut pengelolaan sepak bola di Indonesia yang diamanatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya banyak kasus seperti pemain tak digaji dan pengaturan skor yang membuat pemerintah bertindak tegas.

Namun, langkah ini mendapat tentangan dari berbagai pihak. DPR yang diharapkan mendukung langkah pemerintah, nyatanya malah mengecam sikap keras pemerintah.

DPR menghardik Jokowi yang dengan terbuka mendukung keputusan Menpora Imam Nahrawi. Mereka menyatakan PSSI bakal mendapatkan sanksi dari FIFA.

Berikut serangan DPR ke Jokowi akibat pembekuan PSSI, seperti dihimpun merdeka.com, Sabtu (30/5):
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mendesak Kemenpora agar segera mencari solusi bagi penyelesaian polemik di tubuh PSSI. Politikus Partai Demokrat ini menegaskan agar Kemenpora dan PSSI segera berkoordinasi karena begitu banyak urusan yang berkaitan di antara keduanya.

"Kami berharap Kemenpora secepatnya betul-betul cari solusi dan cari yang terbaik bagi bangsa dan negara. Karena PSSI dan Kemenpora itu kaitannya banyak. Ada yang cari ekonomi di sini, ada yang nyari prestasi di sini," ujar Agus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/5).

Agus mengatakan, saat ini keadaan PSSI dan Kemenpora sudah sangat terdesak waktu. Hal itu berkaitan dengan sangsi FIFA kepada PSSI, akibat melanggar salah satu peraturan mereka saat kewenangannya sempat diambil alih oleh Kemenpora.

"Kalau FIFA sampai berikan suspend, maka ini malapetaka. Pemerintah dan Kemenpora harus cari solusi bersama-sama," pungkasnya.

Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mendesak Kemenpora agar segera mencari solusi bagi penyelesaian polemik di tubuh PSSI. Politikus Partai Demokrat ini menegaskan agar Kemenpora dan PSSI segera berkoordinasi karena begitu banyak urusan yang berkaitan di antara keduanya.

"Kami berharap Kemenpora secepatnya betul-betul cari solusi dan cari yang terbaik bagi bangsa dan negara. Karena PSSI dan Kemenpora itu kaitannya banyak. Ada yang cari ekonomi di sini, ada yang nyari prestasi di sini," ujar Agus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/5).

Agus mengatakan, saat ini keadaan PSSI dan Kemenpora sudah sangat terdesak waktu. Hal itu berkaitan dengan sangsi FIFA kepada PSSI, akibat melanggar salah satu peraturan mereka saat kewenangannya sempat diambil alih oleh Kemenpora.

"Kalau FIFA sampai berikan suspend, maka ini malapetaka. Pemerintah dan Kemenpora harus cari solusi bersama-sama," pungkasnya.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengapresiasi peristiwa penangkapan sejumlah eksekutif Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA atas dugaan korupsi di Kota Zurich, pada Rabu (27/5) dini hari sebagai bentuk pelajaran bagi persepakbolaan Indonesia. Menurut dia, sebaiknya Indonesia melakukan hal yang sama yakni mencari mafia yang bermain tanpa harus membekukan PSSI.

"Bagus malahan. Di mana ada penjahat harus ditangkap tapi jangan bubarkan lembaganya dong. Di sini tidak ada penjahatnya, lembaganya yang dibekukan. Aneh logikanya gitu lho," ujar Fahri di gedung DPR RI, Jumat (29/5).

Menurut Wasekjen PKS ini, kasus pembekuan PSSI yang terjadi sekarang ini berawal dari ketidakmampuan pihak yang menangani, lalu coba mencari kambing hitam.

"Kalau ada mafia ya itu ditunjukan. Di Indonesia itu kayak gini, begitu dia nggak sanggup tangani pajak dia sebut mafia pajak, enggak sanggup urus sepak bola dia bilang mafia sepak bola. Begitu enggak sanggup Migas dia sebut mafia Migas. Semua jadi mafia. Terminologinya pencitraan tapi faktanya enggak ada. Yang benar itu diam saja tapi semuanya ketangkap. Ini enggak ada," papar dia.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...