Skip to main content

Bikin KTP di Depok bisa habis ratusan ribu rupiah

 Seharusnya mengurus KTP atau dokumen kependudukan tanpa dipungut biaya alias gratis. Namun tidak di Depok Jawa, Barat. Di Kelurahan Pancoran Mas, praktik pungutan liar (pungli) masih dilakukan petugas setempat.

Seperti yang dialami Saidah (36), warga Kampung Baru Gang Rambutan RT 004 RW 006, Pancoran Mas. Untuk membuat Kartu Keluarga (KK), e-KTP akta kelahiran, dia digetok staf kelurahan sebesar Rp 400 ribu. Janjinya, dokumen kependudukan bakal selesai dalam waktu 30 hari kerja.

"Sudah hampir dua bulan dari waktu saya mengurus. Sudah bolak-balik ke kelurahan tapi belum selesai juga," kata Ida mengungkapkan kekesalannya kepada merdeka.com, Senin (25/4).

Untuk memperlancar proses, Ida membayar uang muka Rp 150 ribu. Kemudian dia harus melunasi di hari berikutnya. Dia dijanjikan selesai pada 4 April. "Saya ke kelurahan mau nanya apakah sudah jadi atau belum, enggak tahunya belum selesai," ungkapnya.
Bikin eKTP pakai biaya 2016 merdeka.com/nur fauziah
Lama kelamaan Ida kesal karena merasa dipermainkan. Dari informasi berkembang ternyata ada beberapa tetangganya mengalami hal serupa. "Tetangga juga ada yang urus sama ibu itu dan ternyata kasusnya sama kayak saya," bebernya.

Dirinya berharap agar identitas miliknya segera selesai. Sebab, dia berencana membuat Kartu Identitas Anak (KIA) dan untuk kebutuhan sekolah anaknya. Ida menuturkan, dirinya tidak mengetahui kalau pembuatan identitas kependudukan gratis.

"Saya malah tahunya ada tetangga yang bikin akta lahir saja kena Rp 400.000. Pas saya ditawari Rp 400.000 untuk semuanya ya sama mau," pungkasnya.
Setelah kasus ini ramai diberitakan, sehari setelahnya Saidah didatangi petugas kelurahan berinisial MI terkait pengurusan dokumen kependudukan. Namun bukan untuk menyerahkan dokumen jadi, tetapi mengembalikan uang Rp 400 ribu yang dulu diberikan Saidah.

"Tadi datang dadakan berdua dengan temannya. Uang saya dikembalikan oleh ibu itu," kata Ida, Selasa (26/4).

Saidah mengaku kaget ketika petugas mendatangi rumahnya pagi-pagi. Adik Saidah, Susanti, ternyata juga membayar Rp 250 ribu buat memperoleh dokumen kependudukan.

"Ini yang dikembalikan Rp 500 ribu. Jadi kurang Rp 150 ribu," ujarnya.

Dia sempat mempertanyakan proses dokumen kependudukan berupa e-KTP, kartu keluarga, dan akta kelahiran. Namun petugas tidak memberikan penjelasan detail.

"Dia bilang urusannya di kelurahan dan saya disuruh ke kelurahan," ucap Saida.

Menyikapi hal ini, Ketua BKD Depok Fitri Hariono menginstruksikan petugas kelurahan yang melakukan pungli harus ditindak tegas.

"Harus ditindak tegas karena ini mempermalukan pemerintahan yang memiliki program one day service," kata Fitri.
Menurut Fitri, dia bakal menggeser para pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok. Sebab menurut dia, kebanyakan petugas di kelurahan sudah bertugas terlampau lama dan kemungkinan jenuh.

"Dilakukan rolling. Kepala dinas harus membuka matanya," tutup Fitri.

Kasus pungli pengurusan dokumen kependudukan di Depok ini bukan kali pertama. Sebelumnya Dinas Komunikasi dan Informasi setempat juga mengeluh banyaknya aduan warga yang digetok ratusan ribu rupiah oleh pegawai kelurahan.

Operator Call Center Diskominfo Nurmala Arum mengatakan, setiap hari ada sekitar lima sampai 10 orang yang mengadu atas keluhan pelayanan sampai pungutan liar. Pungli dilakukan staf kelurahan untuk membuat berkas administrasi.

"Paling banyak yang dikeluhkan layanan kelurahan dan pungli di sana," kata Nurmala, Jumat (15/4).

Selain itu dia menambahkan banyak warga yang mengeluh sulitnya menghubungi nomor telepon kelurahan dan beberapa dinas di Depok. Instansi pemerintah yang sering mendapatkan keluhan antara lain Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

Comments

Popular Posts

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...