Skip to main content

Dampak Banyaknya Pejabat DKI Mundur pada Era Ahok

 Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Dodi Ambardi memandang pengunduran diri beberapa pejabat DKI pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak terkait politik. Melainkan tidak cocok dengan gaya kepemimpinan Ahok.
"Kalau (pejabat) yang mundur satu dua orang, saya kira enggak apa-apa. Tetapi kalau akumulasinya banyak, tentu saja berpotensi melumpuhkan birokrasi," kata Dodi kepada Kompas.com, Kamis (28/4/2016).
Pergantian pejabat baru, kata dia, tidak otomatis cocok dengan kebijakan serta gaya kepemimpinan Ahok. Hal ini merupakan dampak negatif banyaknya pejabat yang mengundurkan diri.
"Positifnya, ada proses desakralisasi jabatan yang dilakukan Ahok. Terlepas dari gayanya yang keras cenderung kasar, Ahok menginginkan jabatan diperoleh berdasar kinerja," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.
"Pejabat bisa salah, kebijakan bisa direvisi. Semuanya diperlukan untuk kinerja pemerintahan," kata Dodi.
Tercatat ada tiga pejabat yang mengundurkan diri pada masa pemerintahan Ahok, yakni mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Haris Pindratno, mantan Kepala Dinas Tata Air Tri Djoko Sri Margianto, dan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Dua di antara mereka mengundurkan diri karena merasa tidak bisa berkinerja baik.
Sementara saat Ahok menjabat Wakil Gubernur DKI, ada tiga pejabat yang mengundurkan diri. Yakni mantan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Novizal, mantan Sekretaris Daerah Fadjar Panjaitan, dan mantan Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...