Skip to main content

Meski Tanpa Alasan, Pengunduran Diri Rustam Effendi Dinilai Sah

Pengunduran diri Rustam Effendisebagai Wali Kota Jakarta Utara dinilai sudah sah. Meskipun, ia mengundurkan diri tanpa menyertai alasan. Penyebabnya, karena jabatan Wali Kota Jakarta Utara bukanlah jabatan politik.
"Pak Rustam ini kan bukan pejabat yang dipilih masyarakat. Beliau ditunjuk, diberikan amanah oleh Pak Gubernur," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Agus Suradika, di Balai Kota, Rabu (27/4/2016).
Menurut Agus, proses pengunduran diri yang dilakukan Rustam tidak bisa disamakan dengan wali kota atau bupati di daerah lain. Sebab, kata dia, jabatan wali kota atau bupati di daerah lain merupakan jabatan politik.
"Kalau bupati, Wali Kota Bekasi, Tangerang dan sebagainya yang memiliki otonomi di kabupaten/kota itu kan karena dia dipilih masyarakat, jadi ketika mundur alasannya harus jelas supaya bahan pertimbangan dari DPRD untuk setujui/tidak setujui," ucap Agus.
Seperti diberitakan, Rustam mengajukan pengunduran dirinya pada Senin (25/4/2016). Menurut Agus, regulasi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyatakan seorang birokrat yang mengundurkan diri harus diterima, kecuali ada pertanggungjawaban keuangan yang harus diberikan.
"Dalam kaitan Pak Rustam, tidak ada catatan itu. Jadi gubernur menyetujui pengunduran diri Pak Rustam," ujar Agus. (Baca:Disetujui Ahok atau Tidak, Rustam Effendi Akan Tetap Mundur dari Jabatan Wali Kota)

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...