Skip to main content

Eks Warga Kampung Pulo Mengaku Enak Tinggal di Rusun walau Sewanya Berat

Sejak dipindahkan ke Rusun Jatinegara Barat pada Agustus tahun lalu, eks warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, mengalami banyak perubahan. Perpindahan yang awalnya mereka tolak ini lambat laun diterima.
Adi (56), misalnya, pedagang di Balimester ini mengakui bahwa sarana yang ada di rusun cukup "mewah" bagi dirinya. Kini ia hidup layak dan sehat di rusun.
"Ya kalau dibilang cukup sih ya cukup, fasilitas ada macam-macam," kata Adi di Rusun Jatinegara Barat, Jumat (29/4/2016).
Namun, kondisi itu belum sempurna. Ia mengaku masih rindu pada rumah semipermanennya di pinggir kali, apalagi dulu ia tidak harus membayar sewa.
"Jujur di sini enak, cuma sewanya aja yang masih berat," ujarnya.
Warga pindahan dari Kampung Pulo itu diwajibkan membayar sewa Rp 300.000 per bulan. Biaya itu belum termasuk untuk listrik dan air.
Kendati cukup terjangkau, sebagian warga masih kesulitan membayar. Abdul Qodir, seorang tukang ojek, termasuk yang seperti itu.
"Dulu kan di rumah sendiri kita enggak perlu bayar sewa, sekarang di sini ya harus bayar. Tadinya berharap ada ganti rugi, itu kan rumah kita yang bangun sampai puluhan juta, bayar PBB juga," ujarnya.
Sudah sembilan bulan Abdul menghuni rusun, dan telah dipastikan tidak akan ada penggantian bangunan. Ia pun menerima hidup di sini meski agak berat karena kini harus menyisihkan Rp 300.000 setiap bulannya.
Dengan biaya itu, mereka bisa tinggal di rusun sekelas apartemen dengan perawatan yang baik. Ada pula PAUD, perpustakaan, puskesmas, dan poli gigi yang dapat digunakan gratis oleh mereka.
"Ya mau bagaimana lagi, harus betah tinggal di sini, lumayanlah daripada saya ngontrak," ujarnya.
Sejak diwajibkan membayar sewa pada Desember silam, sebagian kecil warga masih kesulitan membayar hingga menunggak. Mereka tidak diusir, tetapi diperbolehkan mencicil.
Kepala Bidang Prasarana Unit Pengelola Rusun Jatinegara Barat Duma Marhisar mengatakan, warga sebenarnya mampu dan mau membayar. Namun, masih ada prioritas lain selain membayar sewa.
"Mereka semua mampu kok, kan kita data, dan penghasilan paling kecil itu Rp 1.500.000 per bulan. Ada niat untuk membayar, cuma ya mungkin ada yang lebih urgent buat mereka, kami paham," kata Duma di kantornya, Jumat.
Saat ini, ada 11 penghuni yang menunggak sewa. Oleh Unit Pengelola, mereka diizinkan mencicil dengan menyertakan alasan penundaan pembayaran. Duma pun mengatakan, fasilitas yang disediakan bagi mereka sudah cukup.
Mereka yang kesulitan bekerja dapat berdagang di rusun dan disediakan tempat serta gerobak oleh Pemprov DKI.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...