Skip to main content

Ahok ngaku sulit lanjutkan program kampung deret karena status lahan

 Program kampung deret yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, terhenti sejak Basuki Tjahaja Purnama menggantikan posisi Jokowi. Ahok, sapaan Basuki mengatakan, bahwa program ini terhenti hanya untuk sementara waktu.

Ahok mengatakan, akan tetap melanjutkan program tersebut. Namun Ahok mengaku kesulitan untuk mewujudkan program itu salah satunya soal pembebasan lahan tanah.

"Kebanyakan rumah kumuh itu dudukin tanah orang. Dan kita enggak bisa beli tanah yang dudukin, kecuali ketemu kesepamahaman," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (25/07).

Dia menganalogikan pembangunan kampung deret dengan mengerjakan soal ketika ujian sekolah. Menurut Ahok, kebanyakan siswa pasti memilih mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu baru yang sulit begitu pula dengan masalah pembebesan lahan untuk pembangunan kampung deret.

"Kayak kamu sekolah dulu, kerjakan dulu soal yang mudah, yang susah tinggal dulu, iya dong. Ngapain kamu ngurusin sesuatu yang susah. Ya terus kita cari saja," ujar dia.

Seperti diketahui, program kampung deret awalnya sejak tahun 2012, namun terhenti karena masalah kepemilikan tanah yang berada di lahan negara. Selain itu, masalah maraknya oknum pengurus RT/RW yang mengambil keuntungan juga jadi pertimbangan penghentian program ini.

Padahal, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI telah menetapkan 27 lokasi Kampung Deret yakni, Jakarta Pusat di Bungur, Bendungan Hilir, Kebon Sirih, Cempaka Putih, Utan Panjang, Petojo, Kemayoran, Galur, Tanah Tinggi, dan Karanganyar.

Daerah lain yakni Jakarta Barat di Tambora, Kalianyar, dan Kapuk; Jakarta Utara di Tanjung Priok, Semper Barat, Tugu Utara, Marunda, Pademangan Timur, Cilincing, dan Pejagalan; Jakarta Selatan di Petogogan, Gandaria, dan Pasar Minggu; dan Jakarta Timur di Klender, Pisangan Timur, Jatinegara, dan Cipinang Besar Selatan.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...