Presiden Joko Widodo ( Jokowi) didaulat memberikan pidato sekaligus menutup rangkaian rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar 2016 di JCC, Jakarta, Kamis (28/7). Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung soal keseriusan Partai Golkar mendukung pemerintahannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan kabinet kerja.
Presiden Jokowi menagih komitmen dukungan Golkar dalam setiap kebijakan pemerintah. Termasuk kebijakan yang tidak populis. "Konsistensi dukungan diperlukan pemerintah. Saya yakin Partai Golkar konsisten mendukung kebijakan pemerintah. Perasaan saya mengatakan begitu," ujar Jokowi disambut tawa kader Golkar.
Jokowi mengaku selalu memperhatikan konsistensi dukungan partai dalam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku punya cara sendiri jika partai politik tidak mendukung program pemerintah. Jokowi sendiri yang akan menelepon ketua umum partai jika mereka tidak konsisten mendukung pemerintah.
"Kemarin-kemarin juga saya ikuti, Golkar ini bener tidak sih dukungan konkret tidak, saya ikuti. Ternyata konkret. Saya berikan contoh UU Tax Amnesty, saat pemilihan Kapolri, kemudian saat APBN perubahan. Saya ikuti terus, begitu meleset, saya telp ketua umumnya," tegas Jokowi disambut tepuk tangan.
Jokowi menuturkan, di tengah kondisi ekonomi global yang sulit dan kondisi geopolitik dunia, pemerintahannya membutuhkan dukungan partai politik untuk setiap kebijakan merespon kondisi terkini. Berbekal dukungan politik, Jokowi siap menerbitkan kebijakan meskipun tidak populis di masyarakat.
"Kalau pas ada kebijakan yang memerlukan kecepatan, meskipun kebijakan itu pahit dan tidak populis, tapi untuk kepentingan rakyat, kita harus putuskan. Keputusan sulit tapi kalau ada dukungan penuh dari partai, saya disuruh memutuskan yang sulit memang itu pekerjaan saya. Saya tidak berpikir popularitas, tidak pikir itu. Kalau baik untuk negara dan rakyat, menyebabkan kita tidak populer, tetap saya putuskan," ucap Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, kondisi ekonomi dan geopolitik dunia harus direspon dengan cara yang tidak biasa. Jika hanya bekerja dengan cara normal atau biasa, sulit bagi bangsa Indonesia keluar dari tekanan ekonomi global dan kondisi geopolitik dunia.
"Ini adalah keadaan tidak normal, harus selesaikan dengan cara tidak biasa. Tidak mungkin kita selesaikan dengan cara biasa. Sekarang dibutuhkan kecepatan memutuskan, kebijakan cepat merespon perubahan," imbuhnya.
Kepala Negara bersyukur iklim politik dalam negeri dalam kondisi stabil dan tidak ada kegaduhan. Sehingga banyak investor dan pengusaha memberi kepercayaan pada Indonesia.
Comments