Skip to main content

Terungkap Modus Perawat Makam Menjajakan Makam Fiktif

Baru-baru ini Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta membongkar sebuah makam fiktif di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Salah satu petugas TPU Karet Bivak, Midi, mengatakan bahwa keberadaan makam fiktif itu dilakukan oleh pemesan dengan memperpanjang izin penggunaan tanah makam (IPTM) atas nama jenazah lama.
"Lahan orang yang enggak diperpanjang, yang kedaluwarsa, IPTM-nya itu dihidupkan lagi oleh yang baru itu," ujar Midi kepada Kompas.com di TPU Karet Bivak, Senin (25/7/2016).
Menurut Midi, IPTM yang berpotensi diperpanjang oleh pemesan makam fiktif adalah IPTM yang biasa diurus oleh perawat makam, bukan ahli warisnya langsung.
"Iya, kan kadang ahli waris ada yang sempet ada yang enggak, minta tolong ke perawat diperpanjang," kata dia.
Ketika ahli waris tidak memperpanjang kembali IPTM, oknum perawat makam "menjual" IPTM tersebut kepada pemesan makam fiktif. Pemesan kemudian mengambilalih perpanjangan IPTM itu untuk digunakan nanti.
"Jadi dia pertama pakai nama yang lama (IPTM jenazah sebelumnya). Nanti selang berapa tahun, diubah namanya," ucap Midi.
Hal tersebut tidak diketahui oleh petugas TPU Karet Bivak karena seolah-olah ahli warisnya itulah yang memperpanjang melalui perawat makam.
Untuk menghindari kembali adanya makam fiktif, perpanjangan IPTM kini harus menyerahkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) ahli waris tersebut.
"Perpanjangan IPTM menyerahkan fotokopi KTP sama KK untuk menghindari makam fiktif. Di sini dibuatin surat pengantar, nanti dibawa ke PTSP kelurahan. Bayar ke Bank DKI, nanti dapat surat (IPTM) terbaru," ujar Midi.
Sebelumnya, Kepala TPU Karet Bivak, Saiman, juga menjelaskan keberadaan makam fiktif bermula dari adanya makam yang tidak diperpanjang IPTM-nya oleh ahli waris sehingga makam itu kedaluwarsa.
Makam kedaluwarsa itu bisa digunakan kembali oleh orang lain. Lahan makam itulah yang kemudian dipesan untuk digunakan pada saat pemesan atau kerabatnya meninggal dunia melalui oknum.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...