Skip to main content

Realisasi Pembangunan Rusun Jauh dari Harapan

Pembangunan rumah susun di DKI Jakarta diperkirakan hanya terealisasi 2.359 unit dari rencana 8.094 unit tahun ini. Pembebasan lahan, lelang proyek, serta prosedur pemanfaatan aset dan ketiadaan perjanjian kerja sama menjadi kendalanya.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah (DPGP) DKI Jakarta Arifin, pada rapat dengar pendapat dengan Komisi DDPRD DKI Jakarta, Rabu (27/7), menyebutkan, pembangunan sejumlah rumah susun dipastikan batal karena masalah lahan, yakni di Cengkareng Barat, Jakbar, dan Penjaringan, Jakut.

Lahan di Cengkareng Barat diketahui bermasalah setelah pembebasan tahun lalu, sementara lahan Penjaringan masih jadi obyek sengketa dan kini kasusnya berproses di Mahkamah Agung.

"Sejumlah proyek sempat gagal lelang, antara lain karena penyatuan beberapa paket meski kini sudah selesai. Namun, waktu yang tersedia hanya cukup untuk pembangunan struktur beberapa lantai hingga akhir 2016," kata Arifin.

Dari total 21 lokasi yang direncanakan dibangun tahun ini, baru 18 lokasi yang sudah beres pembebasan lahannya. Dari 18 lokasi itu, pekerjaan fisik sudah dimulai di 8 lokasi, yakni Rusun KS Tubun (Jakarta Barat), Rusun Cakung Barat, Jalan Bekasi Km 2, Rawa Bebek, Jatinegara Kaum, dan Pinus Elok (Jakarta Timur), serta Rusun Marunda dan Lokasi Binaan Semper (Jakarta Utara). Total ada 17 blok, 4 tower, dan 2.359 unit di 8 lokasi tersebut.

Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Rois Hadayana Syaugie menilai, perencanaan DPGP sangat lemah. Padahal, tambahan rusun diharapkan untuk mendukung normalisasi dan revitalisasi kawasan.

"Jika perencanaan dan perhitungannya cermat, dana Rp 1,8 triliun untuk membangun rusun tak akan sia-sia karena tak terserap hingga akhir tahun," katanya. Dari jumlah itu, realisasi penyerapan diperkirakan hanya Rp 600 miliar.

Anggota Komisi D dari Fraksi Partai Nasdem, Bestari Barus, menambahkan, Gubernur DKI menargetkan pembangunan 45.000 unit hingga akhir masa jabatannya pada 2017. Namun, realisasinya jauh dari target. "Seharusnya tidak minta anggaran dulu baru membebaskan lahan, tetapi memastikan sejak awal dan mengajukan anggaran sesuai kebutuhan di tahun ini," ujarnya.

Anggota Komisi D dari Fraksi Partai Gerindra, Prabowo Soenirman, meminta DPGP lebih cermat sebelum membebaskan lahan. Dia berharap kasus pembelian lahan 4,6 hektar di Cengkareng Barat tak terulang.

Data pendatang

Sementara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil DKI Jakarta mencatat jumlah pendatang tahun ini menurun 2,47 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Seusai Idul Fitri 2015, jumlah pendatang ke DKI 70.500 orang. Tahun ini, ada 68.500 pendatang.

"Meski turun, kami tetap menggelar program bina kependudukan," ujar Kepala Disdukcapil DKI Edison Sianturi, Rabu.

Bina kependudukan diisi dengan sosialisasi mengenai perda kependudukan kepada pendatang yang memang ingin tinggal di Jakarta. "Sosialisasi dilakukan di kantong-kantong yang ditengarai banyak pendatang," ujarnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang mendata kembali pendatang baru untuk melengkapi dokumen administrasi kependudukan.

"Kami bekerja sama dengan kecamatan dan kelurahan mendata pendatang baru," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Erlan Rusnarlan, kemarin.

Camat Karawaci Kiki Wibawa mengatakan, pendataan akan dilakukan secara rutin selama dua pekan dan melibatkan RT/RW.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...