Skip to main content

Sunny Tanuwidjaja: Sanusi Berbicara dalam Bahasa Sinyal

Setelah mengorek keterangan terkait kewajiban tambahan kontribusi pengembang reklamasi, persidangan perkara dugaan suap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) soal reklamasi hari ini sudah mulai menyentuh perkara bagi-bagi duit di kalangan anggota DPRD DKI. Sunny Tanuwidjaya si staf politik Ahok berbicara.

Sidang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jl Bungur Besar, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016). Tiba giliran Sunny ditanyai hakim soal suap yang diterima tersangka Mohamad Sanusi yang dulu adalah anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI.

"Ada tidak, Pak Sanusi menyampaikan ke saudara, bahwa Pak Sanusi ada pembagian uang dalam pembahasan ini?" tanya hakim kepada Sanusi.

Sanusi menjawab, pertama, dengan kalimat tepisan. Dirinya hanya berbicara soal tak kunjung disahkannya dua Raperda itu, yakni Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta 2015-2035 dan Rapreda Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

"Tidak ada (pembicaraan soal suap), Pak. Setahu saya pembicaraan saya yang panjang dengan beliau (Sanusi) itu ketika saya menanyakan kepada beliau mengapa Raperda ini yang sebenarnya sudah selesai pembahasannya, maupun terkait dengan segala macamnya, kenapa kemudian tidak diketok-ketok di dalam DPRD?" kata Sunny.

Setelah menepis pertanyaan hakim soal adanya pembicaraan duit suap, Sunny lantas mengatakan ada bahasa-bahasa sinyal yang diutarakan Sanusi. Namun Sunny mengaku hanya sebatas mendengarkan saja karena tak mengerti betul apa sebenarnya yang dimaksud Sanusi lewat sinyal-sinyal yang dia ucapkan.

"Kemudian beliau menjelaskan segala macam dengan berbagai macam bahasa-bahasa, peribahasa signal (sinyal -red), bahasa signal yang saya tidak begitu menangkap maksudnya. Tapi saya tidak ingin memotong, saya mendengarkan, dan kemudian ya sudah selesai," tutur Sunny.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...