Skip to main content

Dipecat, mantan Kepala Dinas Sosial akan gugat Wali Kota Bekasi

Mantan Kepala Dinas Sosial, Kota Bekasi, Agus Darma, mempertimbangkan pemecatannya oleh Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, ke ranah hukum. Sebab, dia menganggap keputusan pemecatan 19 Juli lalu tidak profesional.

"Saya tiba-tiba mendapatkan SK pemecatan dari BKD," kata Agus kepada merdeka.com, Senin (25/7).

Menurut Agus, setelah mempelajari SK pemecatan, terdapat salah satu poin dianggap janggal. Berdasarkan berita acara dari Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) disebutkan dia tidak cakap dalam bekerja, sehingga melanggar kontrak kerja.

"Kami meminta BKD memberikan berita acara itu untuk saya pelajari. Setelah itu saya akan mempertimbangkan membawa ke PTUN," kata Agus.

Berdasarkan informasi melalui media massa, Agus menyatakan dasar pemecatannya adalah rendahnya penyerapan anggaran 2015. Menurut dia, ketika itu masih ada SKPD penyerapannya di bawah dia.

"Dinas Sosial dapat anggaran Rp 7 miliar lebih, ketika itu terserap hingga 44 persen dan berada di urutan 21 dari 32 SKPD yang ada. Artinya masih ada yang lebih rendah di bawah kami," ujar Agus.

Agus menampik pelayanan di Dinas Sosial tak maksimal, sehingga kegiatan pelayanan sosial terbengkalai. Menurut dia, sejumlah pekerjaan seperti pemberian SKTM dan lainnya berjalan dengan baik. Bahkan dia mengaku bekerja tak kenal waktu.

"Kalau ada yang minta jam 12 malam, tetap kami layani," tambah Agus.

Berbeda dengan Agus, mantan Kepala Dinas Pendidikan, Rudi Sabarudin, memilih pasrah dengan keputusan pemecatan. Meski kini hanya sebagai PNS biasa, dia bersedia ditempatkan di mana saja.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...