Skip to main content

Depan Hakim, Ahok sebut M Taufik gila minta kontribusi 5 persen

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) bersaksi di sidang Tipikor atas terdakwa bos Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Kasus ini berkaitan dengan suap pengurusan Raperda tentang reklamasi yang melibatkan Anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra M Sanusi.

Dalam kesaksiaannya, Ahok membeberkan awal mula muncul angka 15 persen kontribusi pengembang untuk DKI Jakarta, jika menggarap proyek reklamasi. Ahok ngotot ingin pengembang berikan kontribusi buat DKI 15 persen.

Sementara menurut Ahok, Wakil Ketua DPRD DKI Muhammad Taufik ingin angka 15 persen itu dihilangkan. Diganti menjadi 5 persen saja.

"Beliau (Taufik) usulkan 15 persen hilang, jadi semua kewajiban kontribusi tadi ingin menggunakan 5 persen diputuskan oleh Bappenas, 5 persen dikasih pada DKI," kata Ahok.

Ahok pun mengaku marah dengan kontribusi yang menyusut jadi lima persen sesuai keinginan Taufik tersebut. Dia bahkan meminta Bapeda DKI Tuti Kusumawati protes kepada DPRD dengan angkat lima persen tersebut.

"15 Persen hilang dari penjualan tanah kami dapat hanya 5 persen, makanya saya marah bulan Maret itu saya marah. Saya bilang, Bu Tuti, saya marah gila, ini bisa pidana korupsi, balikin (draft-nya), bilang saya bilang dia gila usulan seperti itu," terang Ahok saat bersaksi.

Ahok menjelaskan bahwa dari kontribusi 15 persen itu DKI mendapatkan untung triliunan rupiah. Keuntungan itu bisa digunakan untuk membangun rusun dan menanggulangi banjir di Jakarta.

"Kami tetap ngotot, kalau tanpa 15 persen kami tidak mungkin ini. Hitungan staf saya, simulasi, kalau anggap 13 pulau langsung terjual 15 persen, saya (Pemprov DKI) dapat kontribusi Rp 48 triliun bisa bangun 120 ribu rusun dengan uang ini," jelas Ahok.

"Kita bisa selesaikan tanggul A sesuai kajian Bappenas yang butuh Rp 45 trilun. Makanya kami tetap ngotot kalau dia jual 10 tahun sampai jadi, dijual tahun 2027, kami dapat Rp 158 triliun untuk kontribusi atasi banjir di DKI," kata Ahok.

Comments

Popular Posts

"Pak Ahok, 'You Will Never Walk Alone'..."

Kurnia Sari Aziza/KOMPAS.com Warga menandatangani dan memberi kalimat dukungan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di area Car Free Day, Jakarta, Minggu (16/11/2014). JAKARTA, KOMPAS.com  — "Saya Muslim, dan saya dukung Ahok," begitu kata Friska Lubis (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, memberikan dukungan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Minggu (16/11/2014) pagi, Friska bersama kedua temannya sedang berlari pagi saat  car free day . Namun, aktivitas mereka terhenti saat melihat dua spanduk berukuran 1,5 x 5 meter terbentang di pelataran halaman Hotel Kempinski, Jakarta. Spanduk itu berasal dari Barisan Relawan Indonesia. Dalam spanduk itu terdapat foto Basuki mengenakan baju kotak-kotak. Friska dan kedua temannya langsung mengambil spidol dan menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Basuki. "Pak Ahok,  you will never walk alone ," tulis Friska di spanduk itu. Pegawai salah satu p...

Hujan Deras Mengguyur Ibu Kota, Sejumlah Ruas Jalan Digenangi Air

 Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, Senin (1/11/2016), menimbulkan genangan air di sejumlah lokasi. Imbasnya, arus lalu lintas menjadi tersendat. Berdasarkan informasi dari Akun Twitter Resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, genangan air tampak di sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Salah satunya di Jalan DI Panjaitan. Di lokasi tersebut, air menggenangi ruas jalan setinggi 20 sentimeter. Akibat genangan air tersebut kendaraan terpaksa melintas di jalur Transjakarta. View image on Twitter  Follow TMC Polda Metro Jaya   ✔ @TMCPoldaMetro 15.38 Genangan air sekitar 30 cm di Jl Pangeran Jayakarta lalin terpantau padat @ kolammedan 3:38 PM - 1 Nov 2016     2 2 Retweets     5 5 likes "15.33 WIB genangan air sekitar 20cm depan Wika Jalan DI Panjaitan, Jaktim, hati-hati bila melintas," tulis akun twitter @TMCPoldaMetro. Selain di Jalan DI Pan...

Indonesiaku Kini

Indonesia , Bangsa yang pernah jaya dimasa lalu, pernah pula dijajah berabad-abad lamanya, kemudian menggapai kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, namun hingga kini setelah sekian puluh tahun merdeka , kini Indonesia seolah kehilangan arah dan tujuan dari para pendiri bangsa ini dulu ketika memproklamirkan kemerdekaannya, di lapisan atas para elite sibuk berperang memperebutkan kekuasaan sedangkan dilapisan bawah rakyat kehilangan pegangan dan harapan, di lapisan tengah rakyat harus berjuang sendiri dan di goyang atas bawah pusing mengikuti entah mau kemana. Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, dimana nenek moyang kita dikenal sebagai pelaut ulung, ditakuti dan disegani para musuh, dihormati para sahabat kini seperti bayi yang baru belajar merangkak, butuh bimbingan dan pengawasan dari para musuh serta sahabat.  Indonesia, Bangsa yang pernah Jaya dimasa lalu, tidak pernah membedakan suku dan agama, saling bahu membahu mempertahankan kejayaannya, tid...